Merdeka.com - Ulah turis asal Australia Timothy O'Hehir (26) dan Scott O’Hehir yang mengencingi sebuah pura milik warga meminta maaf. Namun korban dan keluarganya meminta agar kedua turis asing yang diduga adik kakak ini diusir dari Bali atau di deportasi.

"Turis datang ke Bali tidak hanya sekadar mengeluarkan dolar, tetapi dia harus bisa menjaga dan menghormati umat di Bali. Tidak hanya pada turis, tetapi kepada siapa saja yang menghina agama, hukumnya sudah jelas, kalau tidak diusir maka kita warga yang mengusir paksa," kata salah seorang kerabat korban, ditemui di Seminyak, Kuta, Minggu (21/12).

Begitu juga yang disampaikan I Wayan Mudipa (35) yang menjadi korban penganiayaan oleh kedua turis asing ini. Bahkan dia sudah mengingatkan dan menasihati dengan teguran saat kedua turis berbuat ulah.

Selain kencing di pura miliknya, ia juga kencing di dalam toko milik Mudipa. Ironisnya lagi bukan pernyataan maaf yang diberikan saat itu, tetapi justru pengeroyokan.

"Saya serahkan kepada hukum, tidak ada istilah kata damai. Kenapa baru menyesal setelah melakukan, saya harap hukum juga tegas menindak pelaku," kata Mudipa.

Dikatakan Kapolsek Kuta Utara AKP Ronny Erippang Sik, memang benar kedua pelaku minta penangguhan dan permohonan maaf. Keduanya mengaku bahwa apa yang dilakukan di luar kesadarannya karena sedang mabuk berat.

"Kita tetap proses secara hukum, tidak ada damai. Karena dari pihak korban juga tidak mau damai. Pasal yang kita kenakan tetap pasal 170 melakukan penganiayaan secara bersama-sama," terang Ronny menyudahi.