Wapres Ma'ruf: Kita Tidak Perlu Berkecil Hati Menghadapi Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak seluruh pihak tidak berkecil hati menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, krisis yang dialami Indonesia juga dialami oleh negara lain.
"Kita tidak perlu kecil hati menghadapi krisis kesehatan yang melanda pendidikan kita. Sebab, yang kita alami saat ini juga dialami oleh lembaga-lembaga lain. Negara kita dan negara lain pun sedang bergelut mengatasi pandemi ini," katanya dalam Konferensi Besar NU, Rabu (23/9).
Bahkan, kata dia, negara-negara maju juga mengalami nasib yang tak jauh berbeda. Menurutnya, tidak ada satu negara pun yang siap menghadapi pandemi ini. Maka wajar jika IMF menyebut pandemi ini sebagai 'crisis like no other' atau krisis yang tak ada bandingannya.
"Pandemi ini telah menyebabkan terjadinya krisis kesehatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya," ujarnya.
Ma'ruf menambahkan, belajar dari krisis kesehatan ini, tampak benderang di depan mata bahwa betapa lemahnya tata-kelola kesehatan baik di tingkat nasional maupun global. Pemerintah pun menyadari tak mungkin bisa mengatasi pandemi ini sendirian.
"Kerja-sama atau gotong-royong antara unsur-unsur negara dan seluruh lapisan masyarakat menjadi kata kunci kesuksesan mengatasi pandemi ini," terangnya.
Selain itu, Ma'ruf pun atas nama pemerintah menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) serta jajaran pengurus di bawahnya yang telah aktif berperan-serta mengatasi penyebaran virus Covid-19 ini.
Dia bilang, PBNU melalui berbagai kegiatan yang dilakukan tim Satgas Covid-19 nya telah banyak membantu pemerintah dalam menanggulangi pandemi ini.
"Pemerintah percaya bahwa apa yang dilakukan oleh seluruh jajaran pengurus Nahdlatul Ulama adalah bagian dari tanggung jawab kemanusiaan yang sangat mulia. Semoga segala upaya, juga inisiatif mulia yang telah dilakukan mendapat balasan di sisi Allah SWT," ujarnya.
Selain itu, Ma'ruf menilai, PBNU adalah organisasi pioner yang mampu meletakkan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan menjadi satu tarikan nafas dalam dakwah dan perjuangan bangsa Indonesia.
"Nahdlatul Ulama (NU) sebagai jam’iyah mampu menjalankan tugas-tugas besar dalam bidang kebangsaan dan keumatan," katanya.
Konfrensi besar, lanjut Ma'ruf, adalah forum terbesar kedua setelah muktamar. Karenanya dia berharap hasil dari jalannya konfrensi besar dapat merumuskan kebijakan penting organisasi Islam terbesar di Indonesia ini.
"Ini adalah intangible asset (asset non fisik) yang tak banyak dimiliki oleh organisasi-organisasi keagamaan yang lain," tuturnya.
Menurutnya, jalannya konfrensi besar harus menjawab tantangan masa depan. Mengutip kata mutiara yang terkenal dari Sayyidina Ali, Al haqqu bilaa nidzoomin yaghlibuhul baathilu bin nidhoom yang artinya, kebenaran yang tak terorganisasi dengan baik akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi secara sistemik.
"Saya optimis bahwa NU mampu menjawab semua tantangan yang dihadapinya, sehingga kita dalam berorganisasi tidak menjadi bagian yang dikhawatirkan oleh kata mutiara yang diucapkan oleh Sayyidina Ali tersebut," tutupnya.
Reporter: M RadityoSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaIMF Didirikan pada 27 Desember 1945, Simak Sejarah dan Tujuan Organisasi Moneter Dunia Ini
IMF adalah organisasi yang berperan penting dalam kancah perekonomian negara-negara Dunia Ketiga.
Baca SelengkapnyaDi Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaBegini Kondisi Menteri Jokowi Usai Mahfud Ungkap Bakal Mundur
Mahfud sendiri telah menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno pada Senin, 29 Januari 2024 malam.
Baca SelengkapnyaIni Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia, Indonesia Masuk Peringkat Pertama karena Alasan Ini
Tingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya