Wanita di Rwanda tak mampu membeli pembalut
Merdeka.com - Menstruasi merupakan kodrat wanita yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi, baik FSH-Estrogen maupun LH-Progesteron. Dalam kondisi ini, umumnya wanita di negara maju dan berkembang dengan akses toilet dan pembalut yang mudah, merasa tidak nyaman namun tidak sampai menghambat aktivitas sehari-hari.
Namun lain cerita bagi para wanita dan para gadis di negara dengan pendapatan rendah. Sulitnya mendapatkan pembalut serta minimnya akses toilet menjadi masalah tersendiri bagi para perempuan di negara-negara tersebut, salah satunya adalah Rwanda.
Elizabeth Scharpf, alumni Universitas Harvard yang juga pendiri Sustainable Health Enterprises (SHE), mempelajari fenomena di lingkungan pekerja pabrik di Mozambik saat masih bekerja di Bank Dunia.
Salah satu pemilik pabrik yang ditemui Elizabeth memaparkan bahwa 20 persen dari pekerjanya tidak masuk secara rutin hingga 30 hari per tahun akibat menstruasi. Alasannya, harga pembalut melebihi gaji harian mereka.
Tercatat, total pendapatan Mozambik pada tahun 2012 tercatat sebesar USD 14,6 miliar atau Rp 189.65 triliun per tahun. Sementara pendapatan per kapita rakyat Mozambik sebesar USD 650 atau Rp 8.443.500 per tahun. Total pendapatan Rwanda pada tahun 2013 tercatat sebesar USD 7,43 miliar atau Rp 96,53 triliun per tahun. Sementara pendapatan per kapita rakyat Rwanda tercatat sebesar USD 698 atau Rp 9.067.020 per tahun.
Head of Business Operations SHE Rwanda, Yvonne Krywyj menjelaskan, harga pembalut premium di Rwanda mencapai RF 1.000 atau Rp 18.812,45 per pack. Wanita di Rwanda, menurut SHEInnovates.com bisa kehilangan pendapatan hingga USD 215 atau sekitar Rp 2.792.850 per wanita per tahun untuk pembalut. "Itu jauh di atas daya beli mereka," kata Yvonne kepada merdeka.com, Rabu (22/4).
Pembalut wanita adalah produk sekali pakai. Oleh sebab itu, produsen sering mendaur ulang bahan baku kertas bekas dan pulp kemudian menjadikannya bahan dasar pembuatan pembalut. Alasannya tidak lain adalah agar harga pembalut tetap murah sampai ke tangan konsumen.
Meski para produsen terus berusaha untuk menekan biaya produksi, namun di Rwanda sebanyak 18 persen wanita dan siswi sekolah di Rwanda harus tidak beraktivitas selama beberapa hari setiap kali menstruasi. "Karena mereka tidak mampu membeli pembalut," tutur Yvonne.
Oleh sebab itu, lanjut Yvonne, Elizabeth Scharpf melalui SHEInnovates melakukan berbagai riset dan pengembangan terhadap beberapa bahan lokal berdaya serap tinggi untuk dijadikan bahan dasar pembalut bagi para wanita di Rwanda.
Hasil riset tersebut mendapati serat pisang layak digunakan sebagai bahan dasar pembalut yang murah dan terjangkau oleh masyarakat Rwanda.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan Hanya Kehamilan, 7 Kondisi Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Menstruasi Terlambat
Waspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.
Baca Selengkapnya8 Tanda Kadar Estrogen Rendah yang Patut Diketahui, Ini Dampaknya
Kadar estrogen rendah dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan perempuan.
Baca Selengkapnya6 Cara Meningkatkan Hormon Estrogen pada Wanita, Kenali Fungsinya
Estrogen berperan pada kesehatan reproduksi, siklus menstruasi, dan karakteristik seksual wanita.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Doa Agar Cepat Haid dan Terhindar dari Penyakit, Kaum Hawa Wajib Tahu
Doa memohon kepada Allah SWT agar diberi kelancaran dalam menstruasi dan dihindarkan dari penyakit.
Baca SelengkapnyaBolehkah Pria Menggunakan Sabun Wajah Wanita? Ini Hasil Penelitiannya
Pria cenderung memiliki kulit yang lebih berminyak karena tingginya jumlah kolagen pada lapisan kulit bagian tengah (dermis) dibandingkan dengan wanita.
Baca SelengkapnyaBelasan Remaja Lompat ke Sungai di Brebes Hindari Tawuran, Tiga Orang Diduga Tenggelam Terbawa Arus
Sebanyak 14 remaja memilih melompat ke Sungai Cisanggarung Losari, Brebes untuk menghindari tawuran.
Baca SelengkapnyaPenyebab Haid Tidak Lancar dan Cara Mengatasinya
Beberapa hal yang menyebabkan haid tidak lancar dan kondisi-kondisi yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBayi Nangis Tak Henti-Henti? Bisa Jadi Mengalami Kolik
Kolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaBerbanding 180 Derajat, Wanita Ini Bagikan Momen Kesendiriannya saat Dirawat di RS, Pasien Sebelah Ramai Dijenguk
Wanita ini mengunggah momen 180 derajat yang berbanding terbalik dengan dirinya
Baca Selengkapnya