Walkot Serang Sebut Larangan Rumah Makan Buka Siang saat Puasa adalah Kearifan Lokal
Merdeka.com - Wali Kota Serang Syafrudin menanggapi kritikan dari berbagai pihak terkait surat edaran larangan warung makan buka siang hari di wilayahnya saat bulan Ramadan. Syafrudin menyebut larangan tersebut merupakan kearifan lokal.
Kebijakan yang dibuat Pemkot Serang adanya pembatasan operasional bagi warung atau rumah makan, dikarenakan masyarakat Kota Serang masih menganggap tabu tradisi berjualan apalagi makan di siang hari selama bulan Ramadan.
"Ini merupakan imbauan kearifan lokal. Tujuan utamanya sama-sama menghargai umat Islam yang sedang berpuasa," katanya kepada awak media, Minggu (18/4).
Syafrudin mengungkapkan surat edaran tersebut telah melalui musyawarah baik stakeholder, masyarakat ataupun Forkopimda. "Draf tersebut sempat ditanya ulang apakah ada perbaikan? Tetapi tidak ada," ujarnya.
Persoalan denda yang mencapai Rp50 juta bagi pemilik rumah makan yang nekat beroperasional juga menuai kritik. Menanggapi hal itu, Syafrudin mengatakan tidak ada denda yang diberlakukan. Sebab nominal denda yang beredar itu tercantum dalam Perda No 2 tahun 2010 tentang pencegahan, pemberantasan, dan penanggulangan penyakit masyarakat.
"Penegakan hukum memang berjalan, tetapi tidak ada denda. Karena surat edaran ini tidak mencantumkan Perda nomor 2 tahun 2010. Saya tegaskan bahwa surat edaran ini tidak ada kaitannya dengan perda nomor 2 tahun 2010," tegasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Maapam, Tradisi Memasak Apam Khas Pasaman Barat Sambut Bulan Ramadan
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaMeriahnya Prosesi Dugderan di Semarang, Tradisi Warga Menyambut Ramadan
Meski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaSambut Ramadan dengan "Perang Air", Ini Makna di Balik Tradisi Gebyuran Bustaman di Semarang
Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai
Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaMengenal Marandang untuk Sambut Ramadan, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Tak Lekang oleh Waktu
Bedanya memasak rendang untuk sambut Ramadan adalah masakannya akan disajikan untuk santap sahur pertama.
Baca SelengkapnyaMencicipi Intip Ketan, Kuliner Khas Kudus yang Hanya Muncul pada Bulan Ramadan Konon Sudah Ada Sejak Zaman Wali Songo
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaWajib Disajikan di Atas Meja, Ini 5 Kudapan Khas Palembang Cocok untuk Berbuka Puasa
Kota Palembang bukan hanya soal pempek, namun beberapa jenis kudapannya juga tak kalah lezat dan selalu diburu umat muslim sebagai menu berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaKenikmatan Pecel Semanggi Surabaya, Berawal dari Kebiasaan Warga Meramban Tanaman di Sekitar Rumah Kini Jadi Warisan Budaya
Kuliner ini punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai mencegah diare hingga melancarkan aliran darah
Baca SelengkapnyaWarga Makan Bersama di Area Makam, Ini Keunikan Tradisi Ngunjung untuk Sambut Ramadan Khas Indramayu
Pemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca Selengkapnya