Wali Kota Risma marahi anak buahnya yang lambat evakuasi banjir
Merdeka.com - Melihat sebagian wilayahnya menjadi langganan banjir tiap tahun, Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Tri Rismaharini ikut memantau dan terjun langsung ke lapangan. Bahkan, Risma tampak marah-marah melihat anak buahnya lambat dalam bekerja.
Kondisi daerah Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Pakal, Surabaya memang tengah dilanda banjir sejak Minggu lalu, hingga hari ini (17/12).
Kondisi ini akibat hujan deras yang melanda Surabaya dan Gresik, terlebih lagi luapan air dari Kali Lamong, Gresik, yang membuat daerah sekitar Cerme, Gresik dan Pakal Surabaya, yang memang daerah perbatasan antara Surabaya dan Kabupaten Gresik, menjadi langganan banjir tiap tahunnya.
Risma pun tak ingin berpangku tangan melihat wilayahnya digenangi banjir. Hingga saat ini, volume air di sebagian desa di Kelurahan Sumber Rejo, mencapai sekitar 1 meter, sebagian hanya sebatas lutut orang dewasa.
"Sejak tadi malam (16/12), Bu Risma marah-marah. Semuanya kena marah beliau. Tadi ada pohon yang tumbang dan harus segera dievakuasi agar tidak menghambat proses evakuasi warga keluar desa, semuanya dimarahi karena dinilai lambat," kata salah satu karyawan honorer bagian dokumentasi Bidang Humas Pemkot Surabaya di lokasi banjir, Selas petang (17/12).
Dia juga mengatakan, Risma tidak hanya diam di tempat. Wali kota kelahiran Kediri itu, tampak hilir mudik ke sana kemari memberi instruksi agar pekerjaan bisa efektif, mengingat hujan masih mengguyur Kota Pahlawan dan Gresik. "Ini tadi saja, saya cari-cari menghilang lagi. Tadi di sini, pas saya ambil gambar untuk dokumentasi, sekarang nggak tahu di mana beliau," kata dia lagi.
Hal senada juga diungkap Arie, salah satu relawan yang ikut terjun membantu warga. Arie juga mengatakan, saat mendung pekat siang tadi, Risma juga melontarkan emosinya ke sejumlah PNS dan Satpol PP.
"Tadi pas kita membantu mengevakuasi barang-barang warga Bu Risma marah-marah. Tadi kandung mendungnya sudah gelap, beliau minta cepat, sementara truk-nya kan gak bisa jalan cepat karena banjir, itu saja didamprat semua," kata Arie.
Sementara itu, dari pantauan di lapangan, selain sejumlah warga yang sibuk mengevakuasi keluarga dan barang-barangnya, sebagian warga juga tampak sibuk mencari ikan di tengah-tengah gerimis, meski hari sudah mulai petang. Ikan-ikan itu berasal dari tambak-tambak warga yang tersapu banjir.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaWalau ikan dianggap sebagai bahan yang cocok menjadi Makanan Pendamping ASI (MPASI) bayi, namun terdapat sejumlah ikan yang sebaiknya dihindari.
Baca SelengkapnyaGejala awal keracunan ikan buntal dapat dirasakan pada beberapa jam.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.
Baca SelengkapnyaDi balik pesonanya yang unik, ikan buntal menyimpan bahaya yang serius. Racunnya dapat melumpuhkan siapa pun, termasuk manusia.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya