Wakil Ketua DPR Papua kecam ormas ikut mengepung asrama Papua
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Papua, Yanni, mengecam tindakan ormas yang ikut mengepung asrama Papua bersama polisi di Jalan Kusumanegara pada Jumat (15/7). Menurutnya, sudah sepatutnya tugas pengamanan itu dilaksanakan kepolisian, bukan ormas.
"Ormas itu bukan polisi. Yang punya tugas pengamanan itu polisi," ujar Yanni saat ditemui usai jumpa pers di Yogyakarta, Selasa (19/7).
Yanni mengungkapkan kekecewaan terhadap kepolisian DIY yang terkesan membiarkan perilaku ormas saat terjadi peristiwa pengepungan asrama Papua. Menurutnya, pembiaran tersebut justru malah bisa menciptakan konflik horizontal antara ormas sebagai warga sipil dan mahasiswa Papua yang juga warga sipil.
"Kami tidak mau warga Papua itu bentrok dengan ormas," ujar Yanni.
Yanni menjelaskan lebih lanjut, ormas yang diduga mengeluarkan kata-kata rasial saat pengepungan malah justru dapat menyulut emosi massa. Hal itu dapat menjadikan kedua belah pihak saling berhadap-hadapan.
"Saya mengharapkan kondisi warga Papua di Jogja kembali kondusif dan saling menghormati dengan warga Jogja."
Yanni menambahkan, dengan kondisi yang kondusif, maka warga Papua yang ada di Yogya dapat kembali menuntut ilmu.
"Saya mau mahasiswa Papua di Jogja benar-benar fokus belajar jangan berpolitik," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihaknya tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran serta masyarakat.
Baca SelengkapnyaKorban luka akibat kerusuhan saat iring-iringan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, mencapai 14 orang.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaSetelah melakukan perbuatan asusila tersebut, tersangka kembali membujuk korban untuk menginap di rumahnya.
Baca SelengkapnyaPenyerangan OPM tersebut dilancarkan seiring dengan niat OPM mengganggu keamanan wilayah Papua.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, teror KKB tak pernah berhenti. Tak hanya menyasar personel Polri dan prajurit TNI yang bertugas. Mereka juga melukai warga sipil.
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca SelengkapnyaDugaan terjadinya penggelembungan suara pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) ditemukan ormas Pemuda Pancasila (PP).
Baca Selengkapnya