Merdeka.com - Untuk menghilangkan kesan polisi saat ini akrab dengan kasus korupsi, anggota Korps Bhayangkara diminta mengubah pola hidup lebih sederhana dan tak hedonis. Menurut Wakapolri Komjen Oegroseno, salah satu bentuk kesederhanaan yang dimaksud tidak tampil bermewah-mewah di depan publik.

Dia mencontohkan, dalam pengamatannya, saat ini banyak polisi yang memiliki alat komunikasi seperti ponsel dalam jumlah yang banyak. Padahal menurutnya, hal itu tak terlalu efektif terutama untuk kerja.

"HP-nya ada tiga, ya janganlah. Kalau misalnya HP-nya dua, yang satu taruh saja di tas, yang satu lagi dibawa saja," pesan Oegro pada dalam pidatonya, saat menutup Apel Kasatwil Polri Tahun 2013 di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu (4/9).

Oegro mengatakan, soal jumlah handphone itu mungkin terlihat sepele. Tapi dari situlah publik bisa menilai gaya hidup polisi saat ini. "Ini masalah sepele, tapi kelakuan kita nanti dilihat," ujarnya.

Namun demikian, meski memegang satu ponsel, Oegro berpesan jangan dititipkan ke ajudan. Selain itu, jangan malas menerima telepon dan menyerahkan kepada ajudan untuk menjawab telepon.

"HP satu aja, dan jangan berikan HP ke ajudan, karena kapolres belum waktunya punya ajudan. Kalau ada masyarakat yang lapor, jangan ragu-ragu menjawab telepon, jangan sering diberikan ajudan. Waktu (masih menjabat) Kabaharkam, saya enggak pake ajudan," ungkap mantan Kapolda Sumut ini.

Oegro sendiri berbagi kisah betapa repotnya memiliki ponsel lebih dari dua. "Saya juga mulai menyadari kemarin, saya juga bawa HP dua. Tapi setelah saya lihat, saya juga stres bawa HP sampai dua. Semoga ke depannya tidak ada lagi anggota yang berlebihan (hidup mewah)," harap jenderal bintang tiga ini.