Wacana perluasan Bandara Ahmad Yani terealisasi
Merdeka.com - Meski sempat tertunda, proses perundingan perluasan Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang, Jawa Tengah akhirnya hari ini Senin (17/6) wacana tersebut berhasil direalisasikan. Wujud realisasi dapat dilihat dengan adanya groundbreaking perluasan pembangunan bandara. Semula Bandara Ahmad Yani yang hanya seluas 88 meter persegi ini akan diperluas menjadi 380 meter persegi diatas permukaan air laut.
Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menegaskan terealisasinya groundbreaking ini berkat kerjasama antara Angkasa Pura, Pemkot Semarang dan Pemprov Jateng.
"Propinsi Jawa Tengah ini benar-benar serius. Secara bertahap mereka menyediakan dana APBD Jateng sebesar Rp 129 miliar. Walikota Semarang keluar sebesar Rp 34 miliar keluar uangnya. Enak banget kalau dana APBN keluar sekitar Rp 300 miliar. Angkasa Pura keluar dana Rp 1,5 triliun selama 24 bulan masih pak Ganjar yang memimpin. Saya dan Pak Nusirwan waktu itu masih di DPR. Kita positif tingking aja yah," tegas Purnomo Yusgiantoro saat memberikan sambutan di acara Penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) dan Groundbreaking Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang di Kota Semarang, Jawa Tengah Selasa (17/6).
Selain Menhan Purnomo Yusgiantoro, hadir juga Menhub EE Mangindaan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Presiden Direktur Angkasa Pura Tommy Soetomo, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman, Panglima TNI AD Pangdam IV Diponegroro Mayjen Sunindyo dan Walikota Semarang Hendi Henrar Prihadi.
Purnomo mengatakan, Ganjar Pranowo yang menjabat sebagai gubernur selalu gigih selalu mengobok-obok dan mengogrok-ogrok (meminta dengan cepat) supaya proses pembangunan dan perluasan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang bisa terealisasi.
"Tidak heran Pak Gubernur baru ini mengobok-obok saya. Rumah saya pinggir kali. Di Kota Semarang gak ada bahasa mengogrok-ogrok di Semarang adanya bahasa diutik-utik. Pak gubernur ini tipe ogok-ogok, ngoprak-oprak bahasa apa itulah, Selalu mendorong percepatan pembangunan, Tapi saya juga berterima kasih sekali sehingga groundbreaking bisa dilaksanakan," ungkapnya.
Purnomo menuturkan bahwa aset Bandara Ahmad Yani ini pasca kemerdekaan dipegang penuh oleh Kementrian Pertahanan (Kemenhan) dan Kementrian Keuangan (Kemenkeu) sebagai pengelolanya.
"Bermula dari setelah kemerdekaan semua aset bandara diserahkan ke pemerintah RI pada waktu itu. Kemudian sebagai pengguna Menhan saat itu. Jadi barang milik negara termasuk bandara (BMN) sebagai pengelola Menkeu, pengguna kementrian terkait Menhan, kuasa pengguna adalah TNI AU, AD. Tergantung sarananya saat itu. Dalam perkembangan, disatu sisi kekuatan pertahanan dibuat tata ruang pertahanan di tempat ini termasuk tata ruang pertahanna karena ada pusat Penerbad dari waktu ke waktu akan terus bertambah peswatnya," tuturnya.
Namun, dalam perjalanan kebutuhan penumpang di Bandara Ahmad Yani melonjak cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kerjasama antara Menhan, Menkeu dan Angkasa Pura ini akan diterapkan pula ke bandara Solo dan Yogyakarta.
"Disisi lain kita lihat kebutuhan penumpang luar biasa. Tidak heran kerjasama ini akan berlangsung. Model ini akan dilakukan pada Solo dan Yogyakarta. Kecuali pemerintah ada uang akan dibangun bandara seperti Bandara Kuala Namo. Satu sisi tata ruang pertahanna sisi lain tata ruang ekonomi. Programnya MP3EI,"ungkapnya.
Purnomo juga menjelaskan setelah melakukan perundingan yang a lot akhirnya ketiga pihak menemukan kesepakatan tanpa merugikan masing-masing kepentingan. Sehingga Menhan mengingatkan agar masing-masing pihak menjalankan dengan baik kesepakatan yang telah disetujui bersama termasuk bagi hasilnya.
"Disini kita pahami betul untuk kepentingan ekonomi, disisi lain dari jajaran sektor pertahanan akomodasi kerjasama dan baik. Sektor pertahanan tidak ditinggalkan. Saya ingatkan pertama, pihak Angkasa Pura 1 mempunyai kewajiban kontribusi tetap pada negara. Kedua sebagai landasan keuntungan karena ini juga masuk ke negara. Kita setuju karena ini untuk menambah pundi-pundi negara nanti dipakai kepentingan infrastruktur,"ucapnya.
Purnomo menjelaskan, dari total 350 hektar area Bandara Ahmad Yani Semarang 88 hektar diantaranya dan Bandara Ahmad Yani Semarang yang lama akan dipergunakan untuk fasilitas pertahanan dan dikelola oleh Kemenhan.
"Dari total 350 hekatar akan digunakan sekue TNI AU, AD, Kodam IV Diponegoro akan pakai 88 hektar. Selesai ingat bandara sana diserahkan ke kita. Peralatan kita dari Jenderal Budiman akan banyak hadir," ungkapnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar Sepakat dengan Wapres soal Dugaan Penyalahgunaan Bansos: Penting untuk Ditindaklanjuti Bawaslu
Ganjar sudah memprediksi penyaluran bantuan sosial (bansos) kerap dimanfaatkan para pejabat untuk mengkampanyekan salah satu paslon.
Baca SelengkapnyaAlam Ganjar Harap Wirausaha Berkolaborasi Kawan Inklusi Terus Bermunculan
Dirinya lantas diajak berdiskusi berbagai hal, terutama soal kondisi dan perkembangan dari tempat tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar: Jangan Baperan, Sambut 2024 dengan Bahagia
Ganjar mengajak masyarakat menyambut tahun baru dengan penuh kegembiraan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Makna di Balik Kampanye Ganjar di Banda Neira yang Penduduknya Sedikit
Kenapa Ganjar kerap kampanye di tempat yang populasinya sedikit dan terpencil?
Baca SelengkapnyaHajatan Rakyat di Bogor, Ganjar, Siti Atikoh, dan Alam Kompak Semangati Rakyat
Alam Ganjar, putra semata wayang Ganjar tidak ketinggalan memberikan orasi.
Baca SelengkapnyaGanjar Siapkan 3 Langkah Hadapi Sengketa Pemilu 2024: Hak Angket Tak Akan Berjalan Mulus
"Kami masih berjuang sampai dengan tanggal 20 (Maret)," kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaGanjar Bongkar Sosok Menantu Idaman: Seperti Bundanya Alam
Ganjar dapat pertanyaan terkait ciri-ciri menantu idaman untuk putranya, Alam Ganjar
Baca SelengkapnyaGanjar Terima Aspirasi Generasi Perintis, Bahas Soal Bekingan
Ganjar yang mendengar hal itu pun mengusap-usap pundak Mujab sambil memberikan dukungan.
Baca SelengkapnyaGanjar Prihatin Rakyat Diperlakukan dan Disiksa Seperti Ayam
Ganjar menegaskan, rakyat bukanlah seekor ayam. Masyarakat bisa menentukan sendiri suaranya hingga nasibnya ke depan.
Baca Selengkapnya