Vaksin Covac dari Inggris akan Diuji Klinis Fase III di Indonesia
Merdeka.com - Indonesia kembali menjadi tempat uji klinis fase III vaksin Covid-19. Setelah vaksin Sinovac dari China, giliran vaksin Covac asal Inggris yang bakal diuji di Indonesia. Uji klinis ini terjadi atas kerjasama dengan Imperial College London (ICL).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Slamet mengatakan, Indonesia menyambut baik kerja sama uji klinis fase III vaksin Covac.
Dia berharap, uji klinis akan segera dilaksanakan di awal tahun 2021. Hal tersebut dikatakan Slamet dalam diskusi virtual bersama para peneliti Imperial College London (ICL) yang dipimpin oleh Professor Robin Shattock, penemu Covac.
"Indonesia menyambut baik kerja sama uji klinis Fase III dengan ICL sebagai upaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Berharap uji klinis tersebut dapat segera dilaksanakan paling lambat awal tahun 2021 dengan pertimbangan bahwa Indonesia ingin melakukan vaksinasi pada tahun 2021," kata Slamet dalam keterangan pers, Jumat (16/10).
Selanjutnya, Professor Robin Shattock menyampaikan paparan terkait hasil uji klinis fase I dan fase II yang telah selesai dilaksanakan. Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 yang dihasilkannya kepada 340 orang relawan.
Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui aspek keamanan, serta kemampuan vaksin menginduksi respon imun para relawan yang sehat.
5 Juta Dosis
Tidak hanya itu, dia juga menyampaikan keunggulan vaksin yang menggunakan bahan RNA sintesis ini dinilai lebih efektif mengingat 1 liter bahan RNA sintesis dapat digunakan untuk menghasilkan 5 juta dosis.
Sementara itu, peneliti Indonesia yang diwakili oleh Kepala Litbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Irmansyah menyampaikan gambaran singkat pelayanan kesehatan di Indonesia. Faktor strategis Indonesia untuk menjalani uji klinis, prosedur pelaksanaan uji klinis di Indonesia, serta beberapa contoh pengalaman uji klinis yang dilaksanakan di Indonesia, termasuk beberapa terkait Covid-19.
Selanjutnya dari hasil diskusi tersebut, menghasilkan kesepakatan untuk menyempurnakan protokol uji klinis yang diharapkan dapat menjadi panduan untuk melaksanakan uji klinis fase III di Indonesia sebelum awal tahun 2021. Para peneliti sepakat untuk melanjutkan diskusi intensif secara reguler guna menyepakati protokol penelitian dan persiapan pelaksanaan uji klinis bersama.
Diketahui diskusi yang dilaksanakan secara virtual ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Kementerian Kesehatan dengan ICL dan VacEquity Global Health Ltd (VGH). Yaitu salah satu kerja sama yang disepakati adalah penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 melalui uji klinis bersama.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnya