Usai pukul satpam stasiun, pelaku sempat berusaha kabur tapi keseleo

merdeka.com Sekitar 9 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Gara-gara emosi ditegur saat merokok di peron, pelaku yang diketahui bernama Fajar Arif (41) ini memukul petugas pengamanan (satpam) Stasiun Pondok Jati, Jakarta Timur. Pukulan itu mengenai rahang kiri korban dan terjatuh, namun kepalanya membentur pagar hingga pingsan di lokasi.

Mengetahui korbannya tak berdaya, Fajar yang panik sempat berupaya kabur. Namun nahas, saat memanjat pagar, kakinya malah keseleo.

"Dia (pelaku, red) mau lompat pagar, tapi kakinya keseleo, enggak bisa gerak," ujar Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Matraman, Kompol UA Triyono saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (21/4).

Triyono menambahkan, pelaku beralasan pemukulan tersebut dilakukannya karena emosi dan tidak terima ditegur. Padahal, teguran itu dilakukan karena area peron memang dilarang merokok dan imbauan sudah dipasang di beberapa titik.

"Di peron itu kan dilarang merokok. Sudah ada larangannya, kemudian pelaku emosi ditegur. Satpam dipukul rahang kiri, dengan tangan kanan," tandasnya.

Sebelumnya, Corporate Communication Manager PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa dalam siaran persnya mengatakan, kejadian pemukulan berawal pada saat pelaku, Fajar Arif tidak terima karena dilarang merokok oleh petugas pengamanan Stasiun Pondok Jati, Muhammad Iqbal pada pukul 15.30 WIB tadi.

"Petugas saat ini dirawat di RSCM dalam kondisi kritis karena pada saat pemukulan kepala bagian belakang terbentur beton peron stasiun. Saat ini pelaku telah ditangkap dan kasus ditangani oleh pihak Polsek Matraman," ujarnya, Senin (20/4).

PT KCJ akan melakukan proses hukum terhadap pelaku pemukulan petugas PAM Stasiun Pondok Jati. Sebab korban kritis dan dilarikan ke rumah sakit akibat kejadian ini. Mereka juga mengecam keras tindakan pelaku dan akan terus melanjutkan kasus pemukulan tersebut melalui jalur hukum.

"PT KCJ mengimbau kepada seluruh pengguna jasa untuk mengikuti tata tertib yang berlaku di stasiun dan rangkaian KRL. Seluruh pelanggaran tata tertib, vandalisme dan tindakan anarkis akan diproses sesuai ketentuan serta hukum yang berlaku," tutup Eva.

(mdk/tyo)