Merdeka.com - Keberadaan Harun Masiku, buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap mantan komisioner KPU, Wahyu Setiawan belum diketahui keberadaannya. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan pun enggan menanggapi kasus rekan separtainya itu.

Pada awalnya, Arteria memuji kinerja dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang saat ini dipimpin Firli Bahuri. KPK di bawah komando polisi berpangkat bintang tiga itu diberikan ruang dan waktu yang seluas-luasnnya untuk melakukan pekerjaannya.

"Usia jabatan Ketua KPK Firli Bahuri dan Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan belum sampai satu bulan dan masih dua puluh hari atau mungkin masih dua minggu kerja. Untuk itu DPR RI Komisi III memberikan ruang yang seluas-luasnya memberikan waktu kepada Pimpinan KPK kepada Pimpinan Dewas KPK untuk kerja sehebat-hebatnya, sekuat-kuatnya dan sehormat-hormatnya," tuturnya saat di Mapolda Jatim, Selasa (28/1).

Dia pun kembali menunjukkan pujiannya, saat rapat dengar pendapat pertama kalinya digelar antara Komisi III dengan KPK dan Dewas KPK. Menurutnya, apa yang ditunjukkan dalam rapat perdana kemarin adalah bentuk keguyuban antara komisioner KPK dengan Dewas KPK.

"Kemarin kita lihat bagaimana kompaknya, guyup rukunnya Dewan Pengawas dan Pimpinan KPK yang saling mengisi, saling melengkapi satu sama lain. Mudah-mudahan KPK menjadi institusi yang solid, karena mereka adalah orang orang pilihan," katanya.

Ia pun menegaskan, jika Komisi III akan memberikan dukungan yang penuh pada KPK di bawah komando Firli, untuk bisa bekerja dengan baik. Namun mukanya langsung berubah, saat dimintai komentar sejumlah wartawan terkait dengan keberadaan Harun Masiku.

"Saya enggak mau komentar soal itu ya," ujarnya mengakhiri pertanyaan wartawan.