Update Jumlah Kasus Hepatitis Akut di Indonesia Hari Ini 24 Juni
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan saat ini jumlah kasus hepatitis akut di Indonesia mencapai 70 hingga Kamis (23/6). Dari jumlah tersebut, 30 kasus masih diinvestigasi Kemenkes.
"Dari 70 kasus hepatitis ini sudah kita singkirkan 40, sehingga saat ini kita sedang menginvestigasi sebanyak 30 kasus," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers update tentang jumlah kasus hepatitis akut secara virtual, Jumat (24/6).
Syahril mengatakan, jumlah kasus hepatitis akut ini tersebar di 21 provinsi. Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah dengan kasus terbanyak. Namun belum disampaikan data terbaru mengenai jumlah kasus hepatitis akut di Jakarta.
Sementara itu, Syahril mengatakan, dari total kasus hepatitis akut diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu probable, pending, dan discarded. Untuk kasus hepatitis berstatus probable 16, kemudian 14 kasus berstatus pending dan 40 discarded.
"40 kasus discarded karena penyebabnya sudah diketahui, jadi dia dikeluarkan (dari dugaan hepatitis misterius)," ujar dia.
Panduan Penanganan Kasus Hepatitis Akut
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizatio/WHO) telah memberikan panduan terkait definisi kasus Hepatitis akut misterius pada anak, di antaranya discarted, di mana virus hepatitis A, B, C, D dan E terdeteksi atau muncul etiologi lain yang terdeteksi.
Definisi kasus lainnya adalah pending classification, karena sedang menunggu hasil laboratorium untuk hepatitis A-E. SGOT/SGPT (radang hati) di atas 500 IU/L, pasien berusia di bawah 16 tahun.
Selanjutnya definisi Epi-linked, di mana virus non-hepatitis A-E, segala usia, atau kontak erat dengan kasus probable sejak 1 Oktober 2021.
Definisi yang paling mendekati hepatitis akut misterius saat ini adalah probable yang dibuktikan dengan hasil laboratorium non-hepatitis A-E, SGOT/SGPT di atas 500 IU/L, usia di bawah 16 tahun dan kasus terjadi sejak 1 Oktober 2021.
Untuk definisi kasus konfirmasi hingga kini sedang diteliti oleh para pakar kesehatan. Namun, mayoritas temuan kasus di sejumlah negara mengarah pada hipotesa Adenovirus yang menjadi penyebab batuk dan pilek.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemenkes Konfirmasi Kasus Polio di Klaten: Belum Ada Laporan KLB
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca Selengkapnya40 Persen Kucing dan Anjing di Indonesia Sudah Vaksinasi Rabies
Jumlah hewan kesayangan yang melimpah di Indonesia menimbulkan beragam permasalahan bagi para pemilik anabul dan hewan peliharaan.
Baca SelengkapnyaMenuju Indonesia Adil Makmur, Anies Janjikan Akses Kesehatan Berkualitas
Peran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaDaftar 21 Daerah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang
Sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya