Merdeka.com - Upah Minimum Kota (UMK) Bandung naik menjadi Rp 1.538.103. Hal itu disesuaikan dengan kesetaraan hidup layak kota Bandung yang mencapai Rp 1.464.431 per bulan. Artinya kini upah tersebut sudah melebihi Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yakni 105 persen.

Wali Kota Bandung, Dada Rosada mengatakan, kesepakatan naiknya UMK sendiri didapat melalui rapat bersama wali kota, buruh, legislatif, dan kalangan pengusaha yang ada di Kota Bandung.

Dalam rapat itu, dia menjelaskan ada beberapa opsi untuk menaikkan UMK yang ada, yakni 90 persen, 100 persen, dan 105 persen dari KHL. Akhirnya diputuskan angka 105 persen dari KHL. UMK sebelumnya Rp 1,2 juta.

"Jadi alhamdulillah hanya satu jam kita rapat, secara tripartit antara pengusaha, buruh dan pemerintah memutuskan 105 persen dari KHL. Nominalnya Rp 1.538.703," kata Dada, Senin (12/11).

Dia berharap, dengan penambahan nominal upah lebih tinggi, perusahaan juga menghasilkan laba yang lebih baik. "Diputuskan UMK lebih tinggi harus lebih baik lagi, untuk produk yang lebih baik," katanya.

Dia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada para buruh untuk menjaga kondusivitas Bandung. Meski beberapa kali mendatangi Pemkot Bandung untuk menaikkan upah, dia melihat buruh masih bisa menjaga keamanan.

"Terimakasih para buruh semuanya, sebelum adanya kesepakatan buruh bisa kondusif," ujar Dada.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Bandung Deden Hidayat menerima apa yang telah disepakati bersama. Selanjutnya pihaknya berjanji akan segera mensosialisasikan standar UMK kepada para pengusaha. "Kami akan sosialisasikan bahwa jelas ini jadi pegangan untuk menetapkan upah," terangnya.