Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Untung Rugi Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup di Mata Gerindra

Untung Rugi Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup di Mata Gerindra Prabowo Subianto di HUT Partai Gerindra. ©Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Sejumlah partai politik (parpol) menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, apakah menggunakan sistem proporsional terbuka atau tertutup. Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyebut partainya lebih condong para proporsional terbuka.

"Partai gerindra itu mendukung proporsional terbuka," kata Dasco usai meresmikan Kantor Badan Pemenangan Prabowo Subianto di Jalan H Bau Makassar, Minggu (12/3).

Sufmi Dasco menjelaskan alasan Partai Gerindra lebih condong mendukung sistem Pemilu Proporsional Terbuka karena terdiri banyak unsur. Ia menyebut kader Partai Gerindra diisi sejumlah unsur seperti tokoh masyarakat, petani, nelayan, pensiunan guru dan purnawirawan.

Berita terkait Pemilu bisa dibaca di Liputan6.com

"Tentunya kita dalam proporsional terbuka itu memberikan kesempatan yang sama kepada para caleg (calon legislatif) untuk kemudian mendapatkan kursi mewakili Gerindra di parlemen, baik di DPRD maupun DPR RI," terang dia.

Meski menyebut partainya mendukung sistem proporsional terbuka, tetapi baginya proporsional tertutup lebih menguntungkan. Wakil Ketua DPR RI ini tidak menjelaskan alasan proporsional tertutup lebih menguntungkan.

"Sebenarnya kalau mau ikut proporsional tertutup tentunya lebih untung, tetapi kami lebih condong ke proporsional terbka agar memberikan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai Caleg melalui Gerindra," ucapnya.

Terkait penundaan Pemilu, Sufmi mengaku menolak. Bahkan ia menyebut penundaan Pemilu tidak menguntungkan Gerindra.

"Kita sudah melihat hasil survei dan kenyataan lapangan, bahwa Pak prabowo insyal Allah akan menang di Pilpres 2024. Kalau mau menang masa kita mau tunda Pemilu," tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristianto menjelaskan alasan partainya mendorong sistem proporsional tertutup saat Pemilu 2024. PDIP melihat dengan sistem proporsional tertutup calon anggota legislatif tidak hanya bermodalkan popularitas semata.

"Kalau proporsional tertutup, PDIP berbicara kepentingan bangsa dan negara. Bahwa untuk menjadi legislatif, dia punya fungsi legislasi, anggaran, pengawasan dan presentasi. Seluruh anggota dewan memiliki komitmen masalah rakyat melalui putusan politik, tapi juga membangun desain untuk masa depan," ujarnya kepada wartawan di Makassar, Senin malam (6/3).

Hasto menyinggung calon anggota legislatif yang hanya bermodal popularitas semata. Dia menyebut calon anggota legislatif yang mengandalkan popularitas semata sering melupakan substansi.

"Bagaimana anggota dewan basisnya hanya popularitas. Kalau ke mana-mana modalnya membawa kamera dan mengabadikan kegiatannya tapi melupakan substansinya. Sehingga politik lebih ditampilkan sebagai bentuk meningkatkan popularitas semata dengan berbagai cara," tegasnya.

Dia mencontohkan saat terjadi bencana banjir. Seharusnya anggota legislatif menunjukkan pemikiran untuk mencari akar permasalahan, bukan hanya publikasi memberikan bantuan kepada korban bencana.

"Misalnya terjadi bencana, semuanya datang untuk menunjukkan dia telah berbuat. Tetapi tidak mencari akar pemasalahan penanganan di dalam (bencana) banjir dan gempa tersebut," sebutnya.

Hasto menjelaskan demokrasi elektoral berdasarkan proporsional terbuka hanya bergantung pada individu. Sistem proporsional tertutup, kata Hasto, agar partai tidak hanya mengandalkan popularitas semata, tetapi juga proses kaderisasi.

"Mereka-mereka yang populer tapi melupakan proses kaderisasi di internal partainya. Padahal tugas partai sangat penting bagi masa depan. Itulah yang disikapi," kata dia.

"Meskipun PDIP terkesan menentang arus, tetapi kami berkeyakinan proporsional tertutup adalah jawaban bagi parpol yang sukanya membajak kader dan mempromosikan kader lain," imbuhnya.

Hasto mengaku partai yang sering membajak dan mempromosikan kader lain akan tidak setuju dengan sistem proporsional tertutup. Meski demikian, Hasto mengakui dalam sistem proporsional tertutup juga memiliki kekurangan.

"Sehingga mari kita kembalikan kepada marwah partai di dalam melakukan rekrutmen pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan. Sebaliknya proporsional tertutup juga memiliki kelemahan adanya putusan elitis. Makanya partai harus bertanggung jawab mengapa menempatkan kadernya pada nomor 1,2, dan 3," bebernya.

"Itu harus diumumkan ke publik sebagai elektabilitas dan memastikan proses demokrasi di internal partai berjalan baik," tegasnya.

Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengertian Sistem Pemilu Proporsional Tertutup,  Lengkap dengan Kekurangan dan Kelebihannya

Pengertian Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Lengkap dengan Kekurangan dan Kelebihannya

Dalam sistem ini, pemilih memberikan suaranya kepada partai politik, bukan kandidat individual.

Baca Selengkapnya
Pengertian Pemilu Proporsional Tertutup adalah Berikut Ini, Simak Ulasannya

Pengertian Pemilu Proporsional Tertutup adalah Berikut Ini, Simak Ulasannya

Di antara tahun 1955 hingga Pemilu 1999, Indonesia sempat mengimplementasikan sistem pemilu proporsional tertutup.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sistem Pemilu di Indonesia, Lengkap Beserta Asas dan Tujuannya

Mengenal Sistem Pemilu di Indonesia, Lengkap Beserta Asas dan Tujuannya

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses demokratis yang dilakukan secara periodik di suatu negara untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin tertentu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Buka Rapat Paripurna, DPR Singgung Etika Politik Siap Menang dan Kalah

Buka Rapat Paripurna, DPR Singgung Etika Politik Siap Menang dan Kalah

DPR berharap agar menciptakan pemilu yang baik adalah tugas bagi para kontestan dan juga penyelenggara pemilu.

Baca Selengkapnya
Gerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil

Gerindra Klaim Politisi Sudah Move On dari Pemilu 2024, Hak Angket di DPR Hampir Mustahil

Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mengklaim bahwa hampir 95 persen politisi sudah move on dari Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Gerindra Belum Wacanakan Revisi UU MD3 Tentukan Kursi Ketua DPR

Gerindra Belum Wacanakan Revisi UU MD3 Tentukan Kursi Ketua DPR

Gerindra menyebut mekanisme pemilihan ketua DPR masih sesuai UU Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD (UU MD3).

Baca Selengkapnya
Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Curhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila

Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.

Baca Selengkapnya
Mahfud Ungkap Mekanisme Pemilihan Menteri dengan Partai Politik jika Menang Pilpres

Mahfud Ungkap Mekanisme Pemilihan Menteri dengan Partai Politik jika Menang Pilpres

Hal itu dikatakan Mahfud saat menjawab peserta dalam diskusi bertajuk 'Tabrak Prof! digelar di Lampung, Kamis (25/1).

Baca Selengkapnya
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini

Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini

Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.

Baca Selengkapnya