UN amburadul, M Nuh mengaku diuji seperti nabi
Merdeka.com - Sejak pelaksanaan ujian nasional (UN) berjalan amburadul, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengaku jarang menonton televisi dan koran. Alasannya, jika nonton televisi malah membuat dirinya stres.
"Hari-hari ini sejak dua minggu lalu saya sering masuk televisi. Saya tidak pernah lihat TV, tidak pernah baca koran daripada sumpek. Sehingga kawan di Komisi X, katakan Pak Nuh kalau ada pilpres popularitas jenengan tinggi," kata M Nuh disela-sela kegiatan "Sosialisasi Kurikulum 2013" di Gedung Auditorium Universitas Negeri Semarang (UNNES) Sekaran, Gunung Pati, Kota Semarang, Jateng, Sabtu (5/5).
Mendengar pernyataan beberapa anggota DPR itu, Nuh pun menjawab; "Popularitas tinggi, tapi elektabilitas rendah," ungkap M Nuh.
Nuh menganggap, kasus kisruhnya UN merupakan musibah bagi dirinya. Malahan, musibah ini mendapat protes jika masalah kisruh UN ini bukan musibah.
"Di saat saya terkena musibah, bahkan ada yang protes itu bukan musibah. Bahkan yang menyelenggarakan ujian itu diuji. Zaman Nabi Ayub, Nabi Sulaiman. Zaman Nabi Ayub soro, bojo mlayu terus. Repot. Sing diuji soal kesabaran. Nek ujian kesabaran, kisi-kisine kesabaran. Maka saya sampaikan zaman ada Zaman Nabi Ayub. Repot, gak popo, soro gak popo soro. Sing penting lulus. Lulus opo? Nek diuji sabare tambah. Kui lulus," ujarnya.
Selain mencontohkan nabi Ayub, M Nuh juga mencontohkan apa yang menimpa dirinya seperti ujian yang diberikan Tuhan kepada Nabi Sulaiman. Namun, cara dan ujiannya dilakukan dengan cara berbeda dari Nabi Ayub.
"Zaman Nabi Sulaiman, pernak diuji. Puinter pol. Jangankan bahasa tadi. Bahasa kewan paham. Ono sik bisik-bisik kancane he minggir. Nabi Sulaiman tersenyum kecil sambil tertawa karena faham. Tersenyum kecil ditambah ketawa. Enak dadi Nabi Sulaiman, pinter sugih," tuturnya.
Nuh yakin, segala ujian akan membawa hikmah, berkah dan manfaat baik bagi dirinya maupun orang di sekitarnya. "Ono sing pinter mlarat, urusan ilmu guru sugih. Tapi urusan donyo rak ono. Ono sek pinter sugih gak pangkat. Tapi Nabi Sulaiman pinter sugih pangkat bojone ayu. Nabi Sulaiman oleh kabeh. Makanya, dalam kondisi apapun pasti ada hikmah dan manfaatnya," ucapnya.
Dengan ujian, M. Nuh juga mengibaratkan seseorang yang terkena penyakit diberikan vaksin. Sehingga, kekuatan dan kekebalan tubuhnya akan bertambah dan terhindar dari berbagai penyakit. Vaksin yang dimaksud adalah vaksin pendidikan yang berguna untuk menampik dan menghindari tiga penyakit sosial yaitu; kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan.
"Makanya ilmu ini banyak digunakan oleh perusahaan pengamanan. Ada tiga penyakit sosial yang dampaknya besar; pertama kemiskinan, kedua ketidaktahuan dan yang ketiga keterbelakangan. Pendidikan adalah vaksin sosial yang produsennya terdiri dari guru, dosen dan kepala sekolah yang merupakan produsen vaksin berupa pendidikan," ujarnya.
Maka dari itu, M Nuh berharap dunia pendidikan harus dikelola dengan baik. Secara bersama-sama seluruh elemen pendidikan untuk bisa menjadi vaksin yang bisa mensejahterakan masyarakat dan rakyat di Indonesia.
"Semua harus secara bersama-sama memelihara pendidikan. Wong sekolah bukan sekadar tidak terjebak miskin tapi lebih dari itu hidupnya sejahtera dan marwahnya juga terjaga," tandasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi umat Islam, juga menyebutkan berbagai jenis buah-buahan, termasuk tujuh buah surga yang disebutkan sebagai perumpamaan.
Baca SelengkapnyaInnalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Eks Pangkostrad berduka. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaIstrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nabi yang diberi gelar ulul azmi adalah nabi yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam menyebarkan agama Islam.
Baca SelengkapnyaBerikut tanggal Nuzulul Quran dan lima keistimewaan membaca Al-Quran di malam tersebut.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaKabar duka datang dari keluarga eks Kapolri Jenderal (Purn) Idham Azis.
Baca SelengkapnyaBersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaPenuaan dini adalah proses perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Baca Selengkapnya