Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ujung Timur Kaltim Butuh Sentuhan Teknologi

Ujung Timur Kaltim Butuh Sentuhan Teknologi Pantai Biduk-Biduk Kaltim. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Teluk Sumbang, nama kampung di ujung paling timur di Provinsi Kalimantan Timur ini mungkin belum banyak yang tahu. Kampung yang berada di bibir pantai itu menyimpan sejumlah potensi wisata. Namun sayang, desa dengan luas sekitar 15.000 hektare itu belum termasuk luasan hutan, masih saja terisolir dari sinyal selular.

Teluk Sumbang merupakan salah satu dari enam desa dan kampung di kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kaltim. Ada 201 kepala keluarga (KK) atau sekira 726 jiwa, yang bermukim di Teluk Sumbang.

Menuju ke Teluk Sumbang, mesti menembus tidak kurang 300 kilometer jalan darat dari Tanjung Redeb, dengan kondisi jalan bisa bikin pinggang pegal. Sebab, proyek jalan masih dominan sebatas pembukaan dan pengerasan, belum pengaspalan.

"Yang sangat kami perlukan pertama adalah sinyal telekomunikasi. Tidak adanya sinyal, membuat kami seringkali miskomunikasi. Baik dengan pemerintah dan keluarga jauh," kata Kepala Kampung Teluk Sumbang Abdul Karim, Senin (5/11).

Karim menerangkan, memang enam bulan lalu tim peninjau dari Diskominfo Kalimantan Timur dan Telkomsel pernah meninjau ke Teluk Sumbang. Bahkan pemerintah kampung sudah menyiapkan lahan gratis berukuran 20x30 meter, untuk berdirinya tower telekomunikasi

"Demi sinyal selular di kampung kami," ujar Karim, sambil sesekali menyeduh kopi di hadapannya.

Masyarakat Kampung Teluk Sumbang, bukan tanpa impian. Potensi wisata begitu besar. Tidak kalah dengan pantai berpasir putih di kampung Biduk-Biduk. Sebut saja di antaranya juga memiliki pantai dan air terjun.

"Perekonomian sangat minim, karena masyarakat kami dominan berkebun. Tidak sedikit yang tidak punya pekerjaan. Nelayan hanya sambilan. Dengan adanya wisata, bisa meningkatkan giat ekonomi," ungkap Karim.

"Dahulu, jalan ke kampung kami masih jalan setapak. Mulai 2017, ramai bangun rumah karena listrik sudah ada sejak tahun itu. Air bersih pun, kami gunakan air sumber mata air perbukitan," tambah Karim.

Apa yang dikatakan Karim, tidaklah berlebihan. Teluk Sumbang memang bukan sembarang kampung. Embun pagi begitu cantik membalut perbukitan, dengan tataran pasir putih di pantai. Begitu takjub.

"Di tempat kami, suku Taili, Mandar, Bugis dan Bajau serta Dayak Basap, hidup rukun berdampingan," ungkap Karim.

Hal itu yang membuat Tim program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) atau penurunan emisi karbon bekerja sama Kementerian LHK, menjadikan Teluk Sumbang sebagai nominasi dari 150 kampung iklim plus di Kalimantan Timur, untuk menjaga lestari hutan sebagai paru-paru dunia.

"Di Berau ada 38 kampung dari 150 kampung. Program penurunan emisi karbon ini, merupakan bentuk kepedulian Kalimantan Timur, kepedulian Indonesia terhadap hutan sebagai penghasil oksigen," kata Konsultan Development Social Program Penurunan Emisi Karbon Ahmad Wijaya.

Keberhasilan Indonesia, tentu mendapat ganjaran dari Bank Dunia. "Bagi 150 kampung yang berhasil menjaga kelestariannya, dapat insentif USD 110 juta. Syaratnya menjalankan kelestarian 6,5 juta hektare hutan di Kaltim. Di antaranya Berau dan Mahakam Ulu," demikian Wijaya.

PLTS Terangi Kampung Teluk Sumbang

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kampung Teluk Sumbang yang dibangun dari dana hibah lembaga swadaya masyarakat Amerika Serikat, berhasil memenuhi kebutuhan listrik 24 jam warga setempat dalam 2 tahun terakhir ini.

Kampung Teluk Sumbang, terpilih untuk pembangunan PLTS sebagai program Bappenas. Saat pembangunan PLTS berikut jaringan ke rumah warga, mendapatkan biaya sambungan listrik gratis 900 Watt.

Pengoperasian PLTS yang terdiri dari 1.500 panel surya berteknologi Perancis, kini dikelola sendiri oleh 6 warga Teluk Sumbang sejak 2018, setelah sebelumnya lebih dulu mendapatkan pelatihan.

"Tarif yang berlaku sama dengan tarif pada voucher listrik PLN Rp 1.460 per KWh," kata Supervisor PT Teluk Sumbang Energi Rujeham ditemui di lokasi PLTS Teluk Sumbang, Selasa (5/11).

Kapasitas PLTS 400 KWh masih berlebih. Untuk menerangi listrik 130 pelanggan, listrik yang digunakan hanya 30 KWh. "Masih bisa menambah 1.000 pelanggan lagi," ujar Rujeham.

"Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan PLN. Bahkan PLN menyatakan tidak sanggup untuk memasang jaringan listrik 35 kilometer, untuk memenuhi listrik di Desa Biduk-Biduk," tambahnya.

"Dari pengoperasian ini, 4 bulan terakhir kami bisa dapatkan Rp 13 juta per bulan. Sebelumnya hanya Rp 7 juta per bulan. Listrik memang benar-benar membantu masyarakat," terangnya lagi.

Sementara Ahmad (31), salah satu operator PLTS Teluk Sumbang mengatakan, dengan hadirnya PLTS, kini bisa menerangi kampung tinggalnya selama 24 jam. "Risiko dari PLTS ini kalau turun hujan seharian, listrik bisa drop. Tapi kami siapkan baterai yang bisa bertahan semalaman," ujar Ahmad.

"Selain itu, karena di sini masih banyak pohon, bisa patah menimpa jaringan. Yang kami syukuri, kampung kami sudah bisa menikmati listrik sepanjang hari," demikian Ahmad.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Sungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya

Sungai Tuntang Meluap Sebabkan Jalur Semarang - Grobogan Lumpuh Total, Ini Penampakannya

Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Baca Selengkapnya
Bukan di Luar Negeri, 4 Surga Tersembunyi Ini Ternyata Bisa Dijumpai di Sumba

Bukan di Luar Negeri, 4 Surga Tersembunyi Ini Ternyata Bisa Dijumpai di Sumba

Kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut ternyata menyimpan banyak surga tersembunyi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Destinasi Pariwisata Kaltim Berkembang Pesat, Jelajahi Keindahannya Sekarang

Destinasi Pariwisata Kaltim Berkembang Pesat, Jelajahi Keindahannya Sekarang

Kaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata, baik alam, budaya, maupun sumber daya alam.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera

Mengenal Suku Togutil, Kelompok Etnis yang Hidup secara Nomaden di Kawasan Hutan Pulau Halmahera

Semakin ke sini kehidupan mereka semakin terancam. Diduga ada kaitannya dengan usaha ekspansi sumber daya alam.

Baca Selengkapnya
Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia

Menengok Uniknya Lahung, Buah Eksotis dari Kalteng yang Banyak Khasiat dan Hanya Tumbuh di Indonesia

Buah yang tumbuh subur di daratan Pulau Kalimantan ini bukan hanya unik, melainkan juga memiliki khasiat bagi siapapun yang menyantapnya.

Baca Selengkapnya
Lutung Jawa Lifa dan Tingting Dilepasliarkan di Hutan Kawasan Bromo

Lutung Jawa Lifa dan Tingting Dilepasliarkan di Hutan Kawasan Bromo

Dua ekor lutung jawa dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (23/2).

Baca Selengkapnya
Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya

Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya

Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat

Baca Selengkapnya