Ucok: Peniris bensin kalau tidak cacat ya tewas terlindas truk

Merdeka.com - Setiap pekerjaan pasti ada risiko. Hal ini disadari betul oleh Ucok Manurung (29), yang nyambi jadi peniris bensin. Nyawa bisa melayang karena mereka beraksi di jalan raya, ketika truk Pertamina pembawa Bahan Bakar Minyak (BBM) melintas.

Menurut Ucok, sudah ada empat rekannya tewas akibat terlindas truk saat hendak meniris bensin. Lalu dua rekannya mengalami cacat akibat kakinya terlindas oleh truk.

"Peniris bensin tuh ada dua pilihan, kalau tidak cacat yah tewas terlindas truk," kata Ucok kepada merdeka.com di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Rabu (20/8).

Ucok yang sejak tahun 1990-an menjalani ini mengungkapkan pernah terjaring razia dalam operasi PMKS yang dilakukan petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Utara. Namun, dirinya tidak kapok karena tidak ada sanksi apa pun, melainkan hanya sekedar didata dan diimbau agar tidak melakukannya lagi.

"Sekarang nikmatin saja dulu niris bensin, kalau sudah dapat kerjaan baru mungkin niris bakal dikurangi," katanya.

Selain itu, Ucok menjelaskan, dirinya biasa melakukan aksinya tersebut di tiga titik di kawasan Jakarta Utara yaitu di Jalan Yos Sudarso, di pintu keluar gerbang Tol Plumpang, dan di dekat Pasar Permai, Koja, Jakarta Utara. Ketiga titik itu, kata Ucok, biasanya diisi oleh kelompok orang tertentu.

Namun, Ucok menampik bahwa tindakannya sama saja melakukan pencurian. Menurutnya, bensin yang ditiriskannya tersebut merupakan bensin sisaan bongkar muat.

"Kita memang buka kerannya, tapi pas dibuka bensin yang keluar itu adalah sisaan dari selang bensin, bukan dari tangki. Saya tekankan jadi bukan pencurian, tapi niris sisaan bensin doang. Kan yang ditiris juga truk yang habis nyuplai bensin ke SPBU," jelas Ucok.