Merdeka.com - Polisi menyita sejumlah uang dari FIT alias Fitroni (37) tersangka Tindakan Pidana Pencucian Uang (TPPU) dari penjualan narkoba. Uang sitaan itu bakal digunakan digunakan untuk operasional BNN serta pendanaan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

"Nanti duit itu untuk P4GN, jadi juga buat operasional BNN dan rehabilitas juga nantinya," ujar Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar di kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jumat (21/8).

Adapun, kata Anang, aset-aset barang yang diamankan dari tersangka berupa 11 unit mobil, satu moge, dua unit rumah, dan uang tunai Rp 180 juta. Selain itu, tambah Anang, ada dua bidang tanah dan bangunan seluas 1200 meter persegi juga disita penyidik BNN. Aset senilai Rp 4,6 milar itu diperoleh dari pengiriman sabu sebanyak 100 gram hingga 1 kg per pekan selama tiga tahun.

Kata Anang, FIT diduga kuat terlibat dalam sindikat narkoba Syafriadi yang merupakan terpidana narkoba serta TPPU yang kini mendekam di Lapas Tangerang. Tak hanya itu, FIT bahkan terlibat dalam jaringan narkotika asal China yang dipasok oleh Pony Tjandra.

"Jadi selain terlibat kelompok Syafriadi, ia juga masuk sindikat Pony yang sekarang di Lapas Cipinang, sama dia terpidana narkoba dan TPPU juga," tuturnya.

Akibat perbuatannya itu, FIT dijerat dengan pasal 137 UU nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Selain itu, penyidik juga menjeratnya dengan pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 UU nomor 8 tahun 2010 tentang TPPU.

"FIT kita jerat dengan dua tindak pidana, yakni pidana asal kasus narkoba sama TPPU," pungkasnya.