Merdeka.com - Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, uang untuk pembayaran diat untuk Satinah baru terkumpul 4 juta riyal atau sekitar Rp 12 miliar. 3 Juta riyalnya berasal dari pemerintah dan sisanya dari para relawan.

"Sekarang tersedia 4 juta riyal. 3 Juta riyal dari pemerintah, dari dana bantuan TKI dari pos Kemlu," ujar Djoko di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/3).

Padahal, angka yang disepakati oleh pemerintah Indonesia dengan keluarga korban di Saudi yakni sekitar 7 juta riyal. Sebelumnya, keluarga korban meminta 15 juta riyal atau sekitar Rp 40 miliar.

"Bayangkan dari 15 juta riyal yang ditawarkan, tawar menawar sampai 7 (Rp 21 miliar). Itu adalah proses negosiasi, lobi yang kita laksanakan. Itu harus dilihat, 2 tahun tertunda, proses itu kita laksanakan," ujar Djoko.

Djoko mengaku untuk melunasi pembayaran diat itu dihubungi beberapa pengusaha untuk membantu. "Saya juga sudah dihubungi beberapa pengusaha untuk membantu meringankan beban pemerintah untuk pembayaran diat ini," ujar Djoko.

Dalam rapat terbatas tadi, SBY mengirimkan surat kepada Pemerintah Saudi dan keluarga korban untuk minta diperpanjang masa pembayaran diat. Seharusnya, pembayaran diat itu harus dilunasi tanggal 3 April nanti.

Menurut Djoko, perpanjangan ini agar pihak keluarga korban mau menurunkan besaran diat tersebut. Sebab, hal ini pernah dilakukan pemerintah Indonesia yang berhasil bernegosiasi dengan keluarga korban.

"Dulu seperti ini juga, waktunya mepet, kita tawar menawar, dia turun," ujarnya.