Merdeka.com - Beruntunnya aksi penembakan, pembakaran dan penangkapan sejumlah orang di tanah Papua dikritisi oleh Solidaritas Aksi Kemanusiaan Untuk Papua (SAKUP). Peristiwa-peristiwa tersebut mereka anggap adalah ulah para aparat yang bertindak secara tidak manusiawi.

"Kami datang melakukan aksi bukan meminta pertanggung jawaban terhadap aparat negara tapi kami akan lawan pemerintah. Kami rakyat Papua tidak berharap pada pemerintah," teriak Koordinator Umum SAKUM, Agus Kossay di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/12).

Selain itu, mereka juga menuntut atas pembakaran kantor dewan adat di Lani Pago Balim yang diduga dilakukan oleh wakapolres Jayawijaya.

"Rakyat papua mengutuk keras atas kejahatan negara yang dilakukan TNI Polri dalam pembakaran kantor dewan adat di Wamena. Juga penembakan pada aktivis papua Hubertus Mabel," tegasnya lagi.

Seperti yang diketahui, dua hari lalu penangkapan terduga pembakar polsek Pirime, Hubert Mabel (HM), yang saat itu ditembak mati polisi karena berniat melarikan diri.

Saat itu HM bersama lima rekannya ditangkap polisi namun dua di antaranya berhasil melarikan diri. Beruntung kelimanya berhasil ditangkap hari ini dengan inisial YW, KJ, SD, AT dan S.