Merdeka.com - Ratusan pekerja melakukan pengerjaan tahap akhir di beberapa titik Tol Cipularang pada Kamis 21 April 2005 silam. Para pekerja sedang melakukan pembersihan dan pengecatan garis pada marka jalan di sekitar Batu Datar Purwakarta, Jawa Barat. Ya mereka melakukan pembenahan agar para delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) bisa melintas tol yang menghubungkan antara Ibu Kota Jakarta dan Bandung ini. Pembangunan sendiri sudah dimulai sejak awal 2002.

Delegasi itu direncanakan datang pada 23 April 2005, lantas setengah abad KAA pun diharapkan menjadi momentum agar Cipularang bisa diresmikan. Terlebih sejumlah kepala negara Asia dan Afrika pun bisa turut langsung melintas jalan tol yang juga membelah Cikampek-Purwakarta-Padalarang ini.

Tidak seperti biasanya memang ketika pejabat negara melakukan perjalanan darat. Perjalanan jauh pada malam hari lewat darat yang dilakukan seorang presiden ini pun dikategorikan langka, terlebih melintas pada jalur jalan yang baru dibangun yang sebelumnya belum dioperasikan.

Rombongan presiden itu pun merupakan rombongan besar kepala negara pertama yang melintas di jalan tol yang sempat dikhawatirkan tidak rampung dan tidak bisa dilintasi sebelum KAA ke-50. Pengawalan sejumlah kepala negara dilakukan secara khusus sejak keluar dari Istana Negara hingga masuk ke kawasan Cipularang.

Raungan mobil kepolisian ibarat melawan suasana hening Cipularang yang memang benar-benar baru di operasikan. Rombongan tersebut tiba di Bandung tepat pukul 23.00 WIB, mereka pun disambut lambaian tangan warga Bandung yang hanya ingin melihat seperti apa sosok kepala negara tersebut.

Presiden Megawati yang saat itu didampingi Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri Luar Negeri Hassan Wirayuda, Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Kapolri Jenderal Pol Dai Bachtiar serta didampingi juga oleh Gubernur Jabar Danny Setiawan langsung meninjau Gedung Merdeka, yang kemudian istirahat di Hotel savoy Homan, Bandung.

Kini pada 18 April 2012 KAA sudah memasuki usia ke 57. Sedangkan tol Cipularang dibalik cerita mistisnya sudah tujuh tahun memfasilitasi masyarakat yang hendak melakukan kunjungan ke Kota Kembang maupun sebaliknya.

Sudah menjadi tradisi sejak keberadaan Tol Cipularang, Jalan sepanjang sekitar 120 km ini selalu dilalui para pejabat. Jarak tempuh Jakarta-Bandung kini semakin cepat. Bila sebelumnya, dengan melewati jalan biasa, bisa memakan tiga sampai empat jam kini melalui tol Cipularang, bisa dua jam dengan kecepatan 80 kilometer per jam.