TNI: Pembicaraan dengan polisi di Polres OKU tak mesra
Merdeka.com - Kapuspen TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, pembakaran di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan terjadi setelah tidak adanya jawaban memuaskan dari polisi di OKU. Akibatnya, puluhan anggota TNI marah dan langsung membakar kantor.
"Ingin menanyakan kasus temannya ke Polres. Bagaimana kasus hukumnya, mungkin pembicaraannya tidak mesra (polisi versus TNI). Maka terjadilah keributan, pembakaran dan dan sebagainya," kata Iskandar kepada merdeka.com, Kamis (7/3).
Iskandar menyayangkan kasus seperti ini bisa meletup. Puluhan anggota TNI yang membikin ribut langsung dikembalikan ke markas TNI setempat.
Menurutnya, selama ini hubungan antara TNI dengan Polri sangat baik. "Kenapa terjadi seperti ini. Ya mungkin tadi dialognya kurang mesra," katanya.
Peristiwa pembakaran terjadi pagi tadi. Pemicunya adalah puluhan anggota TNI itu tidak terima dengan tindakan polisi yang menembak rekannya bernama Pratu Heru Oktavianus.
"Informasinya adalah berawal dari pelanggaran lalu lintas. Itu sekitar satu atau dua bulan lalu. Kemudian mereka menanyakan kasus ini ke Polres," ujar Iskandar.
Meski melanggar lalu lintas, Pratu Heru malah kabur. Kemudian anggota TNI itu dikejar oleh polisi dan terjadi penembakan.
"Kalau tidak salah yang menembak bernama Brigadir Wijaya. Makanya, puluhan anggota TNI itu menanyakan kasus ini ke Polres," ujarnya.
Karena tidak terima dengan jawaban polisi, puluhan anggota TNI itu langsung membakar kantor Polres. Tidak itu saja, anggota TNI itu juga membakar sejumlah kendaraan yang terparkir di depan kantor.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepolisian mengabulkan permintaannya dan penahanan tersangka Anandira
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
TNI masih berada di dalam hutan sampai saat ini untuk melaksanakan eksfiltrasi (proses pemindahan personel).
Baca SelengkapnyaAnggota KKB bernama Definus Kogoya itu sebelumnya disiksa prajurit TNI di Pos Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca SelengkapnyaPusat Polisi Militer TNI akan bekerja sama dengan kepolisian untuk terus menyisir penggunaan pelat dinas TNI palsu.
Baca SelengkapnyaSetiap anggota PNS dan PPPK berpeluang dimutasi ke Otoritas IKN asal memenuhi kualifikasi tertentu.
Baca SelengkapnyaRentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan KKB Papua terjadi sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1). Lima anggota KKB tewas dalam peristiwa itu.
Baca Selengkapnya