TNI AU kerahkan Sukhoi turunkan paksa 'pesawat asing' di Makassar
Merdeka.com - Radar pertahanan udara mendeteksi sebuah pesawat asing melintas di wilayah udara Indonesia. Kejadian itu membuat TNI Angkatan Udara langsung mengerahkan dua jet tempur Sukhoi 27/30 MK untuk mengidentifikasi pesawat tersebut.
Selain identifikasi, kedua pesawat canggih buatan Rusia itu juga ditugaskan melakukan pendaratan paksa atau Force Down karena dianggap melanggar perbatasan Indonesia. Mereka juga dilengkapi persenjataan udara berupa rudal ke udara.
"Dari hasil identifikasi ternyata pesawat asing tersebut tidak memiliki izin terbang melintas di wilayah udara Indonesia, sehingga Kosekhanudnas II memerintahkan pesawat tempur Sukhoi untuk memaksa mendarat (Force Down) pesawat asing tersebut di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar," tulis Dinas Penerangan TNI AU dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (10/3).
Selama proses pendaratan, pesawat tempur Sukhoi tetap terbang berputar di atas Pengkalan Udara Sultan Hasanuddin sampai pesawat asing tersebut mendarat dan diambil alih oleh Paskhas TNI AU dan Satpom Lanud Sultan Hasanuddin. Setelah mendarat dan Paskhas TNI AU mengepung pesawat asing tersebut.
Pasukan di darat langsung bergerak masuk untuk memeriksa sekaligus menahan awak dan penumpang pesawat asing tersebut. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah barang-barang berbahaya, ilegal ataupun kondisi lain yang terkait pelanggaran wilayah udara nasional.
Itulah salah satu gambaran yang terjadi dalam skenario latihan satuan Lanud Sultan Hasanuddin dengan sandi 'Sriti Gesit 2015' di Appron Galaktika Lanud Sultan Hasanuddin. Latihan ini melibatkan Skadron Udara 11, Skadron Udara 5, Wing II Paskhas, Batalyon Komando 466 Paskhas, Detasemen Hanud 472 Paskhas, Satpomau, Unsur Hanlan, Rumah Sakit serta Intelpam Lanud Sultan Hasanuddin.
Dalam latihan Sriti Gesit 2015 juga dilaksanakan Gladi Posko, pengintaian udara di daerah ALKI II oleh pesawat Boeing 737, pengeboman dan perlindungan udara oleh pesawat tempur Sukhoi, penanganan kondisi darurat penerbangan oleh Crash Team Lanud Sultan Hasanuddin dan Bandara Sultan Hasanuddin, simulasi pemadaman kebakaran pesawat, pertahanan pangkalan serta evakuasi medis yang melibatkan seluruh personel Lanud Sultan Hasanuddin.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diterjunkan kemungkinan bakal lebih banyak pada saat pelaksanaan upacara kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaDia menyelundupkan narkoba untuk melewati pengecekan hingga berhasil dibawa ke kabin pesawat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah juga akan kedatangan 42 unit pesawat tempur Rafale secara bertahap sekaligus merencanakan modernisasi radar.
Baca SelengkapnyaSelain meninjau kesiapan pesawat tempur, Presiden Jokowi juga menyaksikan penampilan atraksi udara.
Baca SelengkapnyaTNI AU Siapkan Pesawat Gratis untuk Prajurit Kembali ke Perbatasan
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto membeli 24 unit F-15EX dari Amerika Serikat. Pesawat ini akan memperkuat TNI AU.
Baca SelengkapnyaDijelaskan pula bahwa alutsista yang harus dikerahkan itu berupa pesawat milik TNI AU yang telah dimodifikasi dengan alat pengatur cuaca.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnya