Merdeka.com - Aksi penyerangan oleh segerombolan pengendara motor terjadi di SPBU Shell Jalan Danau Sunter, Jakarta Utara. Dengan ciri garis putih di bawah mata, kelompok penyerang ini bertegur sapa dengan sebutan 'komandan'. Kuat dugaan mereka merupakan anggota TNI. 

Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksda Iskandar Sitompul mengatakan bahwa sebutan 'komandan' tidak bisa menjadi dasar untuk menyebut penyerang itu adalah anggota TNI.

"Tidak bisa kalau ada orang panggil 'komandan' itu langsung disebut tentara. Orang sipil di warteg juga bisa panggil 'ndan'," ujar Iskandar saat dihubungi wartawan, Kamis (19/4).

Menurut Iskandar, panggilan 'komandan' memang suka digunakan anggota TNI saat memanggil komandannya. Akan tetapi, untuk percakapan sehari-hari mereka biasa menyapa dengan panggilan 'brur'. Panggilan itu ditujukan bagi yang seumuran dan untuk yang lebih senior.

"Paling sering panggilan 'brur' kepada yang lebih tua atau yang lebih senior. Kalau 'komandan' hanya untuk panggil komandannya," katanya.

Lebih lanjut, Iskandar mengatakan, hingga saat ini tim gabungan TNI dengan Polri masih melakukan penyidikan kasus penyerangan geng motor tersebut. Belum ada satu pun anggota TNI yang diamankan dalam penyidikan itu.

"Belum ada indikasi keterlibatan TNI. Sejauh ini tidak ada yang diamankan. Sekarang proses penyelidikan masih bersama-sama dilakukan TNI dan Polri," tutur Iskandar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan terkait keterangan saksi yang menyatakan adanya panggilan 'komandan' hal itu masih terus diselidiki kebenarannya.

"Masih diselidiki apakah 'komandan' itu merujuk pada oknum lembaga tertentu atau tidak. Ini yang masih dikembangkan karena keterangan saksi di lapangan seperti itu," ujar Rikwanto.