Merdeka.com - Sebagai penerima beasiswa sebanyak sembilan kali, Anggiet Ariefianto memiliki beberapa strategi. Menurutnya, kemampuan berbahasa asing, secara lisan maupun tulisan sudah menjadi syarat utama.

Selain itu, sebelum mengajukan aplikasi beasiswa, menurut Anggiet sangat penting untuk mengetahui seluk beluk bidang studi yang dituju, pun universitas yang dibidik. Kepercayaan diri juga memegang peranan penting untuk memperoleh beasiswa.

Langkah lain yang turut berperan dalam kesuksesan mendapatkan beasiswa adalah berdiskusi dan mendapatkan pencerahan dari para penerima beasiswa sebelumnya.

"Menerima beasiswa itu berarti pemberi beasiswa menginvestasikan uangnya ke kita, jadi kita harus bisa meyakinkan mereka bahwa saya adalah kandidat terbaik untuk beasiswa tersebut. Pelajari tujuan beasiswa yang ditawarkan. Fokus beasiswa itu apa, prioritas bidangnya apa, dan yang paling penting adalah apa yang akan kita lakukan dengan ilmu yang telah kita dapat di kemudian hari, supaya pemberi beasiswa dapat melihat bahwa beasiswa yang mereka berikan tidak akan sia-sia dan tidak hanya menguntungkan penerima beasiswa," tutur Anggiet kepada merdeka.com, Rabu (22/4).

Satu hal yang menurut Anggiet menjadi kunci kesuksesan dalam memperoleh beasiswa adalah 'motivation letter'. Anggiet mengungkapkan, salah satu pelajaran berharga yang diperoleh Anggiet ketika belajar di luar negeri adalah perbedaan pola menulis dan berdiskusi di Indonesia dan di negara-negara maju.

"Di Indonesia kita terbiasa dengan pola menulis yang panjang dan bertele-tele dengan pilihan kata yang indah, sedangkan pola menulis di luar negeri lebih ke arah menulis singkat, padat dengan alur yang jelas," tutur Anggiet.

Anggiet memaparkan, 'motivation letter' merupakan gambaran atas diri seorang pelamar beasiswa yang menjadi nilai keunikannya. Dengan demikian, 'motivation letter' seorang pelamar beasiswa dengan pelamar beasiswa lain tidak akan sama dan inilah yang akan menjadi salah satu penentu utama layak atau tidaknya seseorang mendapatkan beasiswa.