Tim Juri lebih pilih Denny JA ketimbang Seno Gumira
Merdeka.com - Terpilihnya Denny JA sebagai sastrawan berpengaruh menuai polemik. Betapa tidak, Denny yang lebih dikenal sebagai 'tukang survei' mendadak dinobatkan sebagai sastrawan berpengaruh di Indonesia. Lewat puisi esainya, nama Denny bersanding dengan Chairil Anwar , Pramoedya Ananta Toer dan sederet nama sastrawan besar lainnya.
Yang mengherankan nama sekelas Seno Gumira Ajidarma tidak dipilih juri sebagai sastrawan berpengaruh. Tidak jelas mengapa pria brewok itu tidak dipilih. Padahal pengaruh karya Seno Gumira dinilai jauh lebih luas dampaknya ke masyarakat.
Seno Gumira Ajidarma adalah seorang cerpenis dan jurnalis. Pada era Soeharto, dia pernah menerbitkan buku 'Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara'. Di buku itu, Seno mencoba memberikan jalan keluar, bahwa sastra bisa menjadi alat untuk mengungkapkan fakta, ketika fakta ditabukan rezim Soeharto untuk disampaikan secara jurnalistik.
Saut Situmorang, salah seorang yang membidani lahirnya manifesto Boemipoetra, juga tidak masuk sebagai tokoh sastra paling berpengaruh. Padahal, dia adalah salah satu sastrawan yang masih bertahan melawan otoritas kelompok sastra yang terlalu eksklusif. Dia juga menolak karyanya masuk dalam Khatulistiwa Literary Award, penghargaan sastra bergengsi.
Namun Tim 8 dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin lebih memilih Denny JA ketimbang dua sastrawan itu. Alasannya, karya 'Atas Nama cinta' milik Denny JA dianggap juri melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai.
Menurut juri, Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
"Genre puisi esai ini memancing perdebatan luas di kalangan sastrawan sendiri. Aneka perdebatan itu sudah pula dibukukan. Terlepas dari pro kontra pencapaian estetik dari puisi esai, pengaruh puisi esai dan penggagasnya Denny JA dalam dinamika sastra mutakhir tak mungkin diabaikan siapapun," kata Ketua Tim 8 yang juga Ketua Tim Juri, Jamal, seperti dikutip Antara.
Tim juri mengklaim 33 orang sastrawan tersebut memenuhi kriteria -kriteria sebagai berikut ; pengaruhnya berskala nasional, pengaruhnya relatif berkesinambungan, menepati posisi kunci, penting dan menentukan, menempati posisi sebagai pencetus atau perintis gerakan baru yang melahirkan pengikut, penentang dan melahirkan paradigma baru dalam kesusastraan Indonesia.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Dhani masih fokus pada pencalonannya di Dapil Jatim I DPR RI.
Baca SelengkapnyaPembicara LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, Prabowo-Gibran bisa menang satu putaran jika bisa mempertahankan tren peningkatan elektabilitasnya.
Baca SelengkapnyaDenny Sumargo mengaku bukan tipikal orang yang suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang mahal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut sosok cucu-cucu Jenderal Try Sutrisno yang kini ikut jejak menjadi perwira TNI.
Baca SelengkapnyaDebat capres ketiga tersebut mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
Baca SelengkapnyaKapolresta Tangerang Kombes Pol Sigit Dany Setiyono membenarkan adanya penggeledahan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Polri.
Baca SelengkapnyaNama Komeng menjadi salah satu pelawak yang paling fenomenal. Komeng memecahkan rekor raihan suara anggota DPD terpilih di Jawa Barat dan nasional.
Baca SelengkapnyaTimnas Pemenangan AMIN yakin kasus Indra merupakan perkara yang sengaja dimunculkan di tengah kampanye.
Baca Selengkapnyamasyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi lebih banyak memilih Anies-Muhaimin
Baca Selengkapnya