Merdeka.com - Sejak hari Rabu (6/8), Ignatius Ryan Tumiwa menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Ryan harus menjalani rehabilitasi akibat gangguan kejiwaan yang dialami olehnya. Ryan mengalami depresi lantaran menjadi pengangguran.

Seperti diketahui, Ryan adalah pria lulusan S2 Universitas Indonesia (UI). Dia sebelumnya mengajukan permohonan uji materi Pasal 344 KUHP tentang eutanasia atau upaya untuk mengakhiri hidup seseorang dengan tenang ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Petugas Public Service RSKD Duren Sawit, Teguh mengatakan, Ryan harus menjalani rehabilitasi untuk memulihkan gangguan kejiwaannya. Teguh menambahkan, belum dapat dipastikan berapa lama Ryan akan menjalani rehab.

"Enggak bisa ditentukan sampai kapan, tergantung sejauh mana tingkat depresinya. Terkadang ada juga pasien yang sampai 3-4 bulan," kata Teguh saat ditemui wartawan, Jumat (8/8).

Teguh menjelaskan, meski mengalami depresi kesehatan pasiennya tersebut masih normal. Bahkan menurutnya untuk diajak bicara Ryan sendiri masih bisa.

"Kalau ngomong sih nyambung. Tapi kan kadang dia suka berhalusinasi. Jadi makanya kami tidak pernah mengatakan gila. Tapi kami menyebutnya gangguan jiwa," jelasnya.

Menurut Teguh, hingga saat ini pasien masih belum bisa ditemui baik oleh keluarga maupun kerabatnya. Ryan hanya boleh bertemu dengan dokter yang menanganinya saja.

"Ini saya juga tidak tahu sampai kapan dia bisa ditemui keluarga. Karena masih tahap pemeriksaannya. Paling pengacara saja yang boleh bertemu dan dokter yang menanganinya," ucapnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi pada pengacara Ryan, Siska membenarkan jika Ryan sedang menjalani proses rehabilitasi. Rencananya besok Sabtu (9/8) dirinya akan menemui Ryan untuk melihat kondisi Ryan.

"Besok siang saya ke sana melihat kondisinya, besok saja kalau mau wawancara," terangnya saat dihubungi merdeka.com.