Terima tugas kiai senior, Hasyim Muzadi bantah untuk pencalonan
Merdeka.com - Agustus 2015 mendatang PBNU akan menggelar Muktamar di Jombang, Jawa Timur. Beberapa kiai senior pun akan hadir dalam acara tersebut.
Rais Syuriah PBNU KHA Hasyim Muzadi mengaku dirinya telah menerima tugas dari empat kiai sepuh atau senior terkait masa depan NU, namun tugas itu tidak berkaitan dengan Muktamar NU 2015.
"Saya memang menerima tugas dari empat kiai sepuh, tapi tugas itu bukan tugas untuk pencalonan dalam Muktamar NU 2015, melainkan tugas untuk memberi pencerahan kepada warga NU," katanya kepada Antara di Surabaya, Senin (12/1).
Ditemui di sela Haul I Indar Parawansa (suami Mensos) di Jemursari, Surabaya, ia menjelaskan pencerahan itu terkait dengan adanya "rembesan" liberalisme, Syiah, Wahabi, HTI, dan sebagainya ke dalam tubuh NU.
"Para kiai meminta saya untuk mengembalikan warga NU ke rel NU, seperti yang digariskan para pendiri NU," ungkap pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam di Malang dan Depok itu, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, Rel NU yang ditugaskan kepada dirinya ada empat hal yakni Islam, Aswaja, Aswaja menurut Visi Ulama NU, kepemimpinan ulama, dan membuat sistem yang menjamin terselenggaranya ide-ide ulama.
"Untuk tugas itu, saya berkeliling ke PWNU, PCNU, dan tokoh-tokoh ulama NU se-Indonesia, tapi tugas itu sudah saya selesaikan dalam empat bulan. Dari perjalanan itu, saya melihat memang ada kecenderungan pergeseran itu, karena itu perintah para kiai sepuh itu harus ditindak lanjuti dalam bentuk konsep," tuturnya.
Oleh karena itu, ia membantah tugas para kiai kepada dirinya itu terkait dengan Muktamar NU 2015. "Nggak ada perintah kepada saya untuk menjadi pengurus. Beberapa PWNU dan PCNU yang ketemu memang ada yang minta saya maju, tapi saya belum menjawab sampai sekarang, karena saya juga masih tergantung para ulama," tukasnya.
Namun, ia mengaku sudah mendengar beberapa calon Ketua Umum (tanfidziah) yang mencuat ke permukaan menjelang Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus 2015, di antaranya KH Said Aqil Siroj (PBNU), As'ad Said Ali (PBNU), KH Solahudin Wahid (PBNU), Dr H Adenan (Jateng), KH Mutawakkil Alallah (Jatim), dan sebagainya.
"Biarkan saja semuanya berkembang, karena saya juga tidak punya hak untuk melarang pencalonan mereka. Jadi, nggak masalah kalau calon itu banyak, tapi saya akan menjaga rel NU saja, karena kalau NU terancam, maka NKRI juga terancam," ucapnya.
Ia berharap PBNU pada periode mendatang akan peduli pada adanya "rembesan" liberalisme, Syiah, Wahabi, HTI, dan sebagainya ke dalam tubuh NU, sehingga warga NU yang bergeser akan kembali ke rel NU sebagaimana cita-cita pendiri NU.
Ketika berbicara dalam Halaqoh Pengasuh Pesantren di Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang (11/1), Hasyim Muzadi menegaskan bahwa kemunculan ISIS dan aliran Islam garis keras lain itu merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia, termasuk NU.
"Karena ujung dari ancaman itu adalah menghancurkan NU karena memiliki warga yang demikian banyak. Celakanya, para pemimpin dan warga NU tidak melihat hal ini sebagai sebuah ancaman, namun saya bersyukur ada empat kiai sepuh yang mencermati hal itu dengan serius dan meminta saya untuk mengembalikan rel yang menyimpang itu," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nasir mengajak para peserta Pemilu 2024 untuk mematuhi aturan.
Baca SelengkapnyaHasyim juga menjamin dalam mempersiapkan pemilu ini, KPU sangat profesional.
Baca SelengkapnyaTerima Dukungan Alumni UKI, TKN Semakin Optimistis Prabowo-Gibran Menang Pemilu Satu Putaran
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Agus Subiyanto mengungkap rasa bangga-nya menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana.
Baca SelengkapnyaGus Yahya menegaskan bahwa PBNU tidak terlibat dalam dukung-mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaHabib Hasan meminta anak-anaknya untuk tampil memimpin majelis Nurul Musthofa.
Baca SelengkapnyaTim kampanye diminta bersikap disiplin dalam administrasi rekapitulasi
Baca SelengkapnyaMendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menunjuk Chatarina Muliana Girsang sebagai Plt Rektor UNS setelah Jamal Wiwoho mengundurkan diri.
Baca SelengkapnyaKe depan, ujar Kapuspen, diharapkan sinergitas TNI-Polri semakin kuat mulai dari level bawah hingga atas
Baca Selengkapnya