Merdeka.com - Penjagaan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan, semakin diperketat. Pengamanan ini terkait ancaman bom yang diterima Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution.

Ancaman bom diterima Irham melalui 2 SMS yang masuk ke Hp-nya, Jumat (8/3) malam sekitar pukul 23.30 WIB. Nomor pengirim tidak terdaftar di kontak hpnya.

Pengirim SMS mengaku Pasukan Perang Mujahidin (PPM) yang merupakan bagian dari kelompok Al Qaida. Mereka menyatakan akan membongkar kebohongan Pilgub Sumut.

Artikel terkait KPU juga bisa dibaca di Liputan6.com

"Mereka mengaku memiliki senjata AK-47, mortir dan bom. Mereka menegaskan tidak percaya pada pemerintah dan Pilgub Sumut, karena sarat kepentingan Amerika Mereka juga menyatakan sejak 2011 sudah merencanakan untuk meletakkan bom di kantor KPU, Hotel JW Marriot dan Kedubes AS," jelas Irham di kantor KPU Sumut, Sabtu (9/3).

Dia menambahkan, pengirim SMS juga mengancam bahwa SMS itu tidak main-main. Dalam waktu dekat mereka menyatakan akan meletakkan bom di kantor kantor KPU, Hotel JW Marriot dan Kedubes AS.

Mendapat ancaman ini, Irham langsung bekoordinasi dengan Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmotang, dan instansi terkait lainnya. "Kapolda sudah menyatakan akan meningkatkan kemanan di kantor KPU, dan mengawal petugas, kantor serta dokumen pilkada," jelasnya.

Irham mengaku khawatir teror ini mengganggu rangkaian tahapan pilkada Sumut yang belum rampung. Karena itu, dia sudah perintahkan staf KPU untuk menjemput formulir C1 yang merupakan bukti autentik jika ada sengketa pilkada. "Itu harus diselamatkan," paparnya.

Peningkatan pengamanan memang terlihat di kantor KPU Sumut. Sejumlah personel Brimob berjaga di pos sekuriti. Mobil Barracuda juga disiagakan di sana. "Memang sudah ada yang ditugaskan di sini sebelumnya, tapi semalam ada tambahan pasukan. Kami juga diperintah untuk meningkatkan pengamanan," jelas Briptu Situmorang, seorang personel Brimob Polda Sumut yang berjaga di lokasi.