Terbakarnya F-16 jadi pelajaran jangan suka beli alutsista bekas
Merdeka.com - Baru saja dihibahkan dari Amerika Serikat, jet tempur F-16 Fighting Falcon Block 52ID sudah mengalami masalah. Pesawat buatan tahun 1980-an tiba-tiba terbakar sesaat sebelum lepas landas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Padahal, pesawat dengan nomor ekor TS-1643 yang diterbangkan Letkol Pnb Firman ini akan beratraksi di depan Presiden Joko Widodo. Tak hanya itu, pesawat ini juga salah satu dari rangkaian jet tempur TNI untuk mengamankan Konferensi Asia Afrika.
Peristiwa ini tak hanya mengejutkan masyarakat umum, bahkan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Agus Supriatna geram mendengarnya. Agus berjanji kejadian ini tak akan terulang kembali di kemudian hari.
Untuk melakukannya, TNI AU bakal mengkaji kembali rencana-rencana pembelian maupun barang hibah pesawat bekas. TNI AU juga akan lebih cerdas melakukan penelitian sebelum memutuskan menerima atau menolak tawaran dari negara lain.
"Ini pelajaran buat kita semua kalau mau beli pesawat lebih baik yang baru jangan hibah. Kita akan kaji, evaluasi, saya ini penerbang F-16 dan ini baru pertama kali," kata Agus di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4).
Dia juga memastikan insiden ini tak mengganggu pelaksanaan pengamanan kegiatan KAA yang akan berlangsung pekan depan. Pengamanan KAA pun dialihkan kepada pesawat Sukhoi milik TNI AU.
"Kita masih punya Sukhoi. Jadi sekali lagi ini pesawat latihan untuk operasi udara pengamanan operasi rutin," pungkasnya.
Hal serupa juga dikatakan pengamat militer, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. Seluruh matra TNI baik darat, laut dan udara selayaknya menghindari pembelian alutsista bekas dari negara lain.
"Ini warning bagi pemerintah, dalam hal ini matra TNI seluruhnya, kalau membeli pesawat jangan beli barang bekas yang mungkin sudah ada potensial gangguan dalam barang tersebut. Bisa saja ada hal yang tidak terdeteksi ternyata membawa masalah," ujar Susaningtyas dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Kamis (16/4).
Tak hanya itu, pemerintah maupun TNI juga harus memastikan transfer of technology (TOT) cukup jelas dan tidak merugikan Indonesia. Apalagi, berdasarkan pengalaman, retrofit (upgrade) juga tidak murah bagi pesawat bekas,
"Intinya barang yang baru tentu bisa dikatakan relatif lebih aman," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaAlasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menhan Prabowo Subianto membeli 24 unit F-15EX dari Amerika Serikat. Pesawat ini akan memperkuat TNI AU.
Baca SelengkapnyaMaskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.
Baca SelengkapnyaHaji Isam memiliki hobi otomotif hingga memiliki garasi modern berstandar internasional untuk merawat banyak mobil miliknya.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan bandara ekstrem di Papua dengan landasan tanah. Di tempat ini pesawat jadi taksi warga.
Baca SelengkapnyaBerikut potret rumah mewah terbengkalai usai pemiliknya meninggal dunia. Ternyata atapnya pakai pesawat.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Prabowo menjawab pertanyaan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Baca Selengkapnya