Merdeka.com - Sopir Toyota Harrier, Hilman Fahmi telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus kecelakaan yang menabrak sebuah sepeda motor pada Senin 28 Januari 2013 subuh. Selain dinaikkan statusnya, Hilman juga terbukti sebagai pengedar dan pemakai narkoba jenis MDMA atau inex dan sabu.

"Yang bersangkutan positif pengedar juga pengguna narkoba," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji, dalam pesan singkatnya, Selasa (29/1).

Sebelum insiden tabrakan itu terjadi, lanjut Nugroho, pelaku sempat menenggak dua butir inex dicampur dengan bir. Kemungkinan hal itu menyebabkan Hilman hingga saat ini masih berubah-ubah dalam memberikan keterangan.

"Kondisi pelaku belum stabil. Keterangannya masih berubah-ubah. Jadi belum diketahui dia datang dari mana dan tujuannya mau ke mana saat peristiwa itu," imbuh Nugroho.

Sebelumnya diketahui, polisi menemukan narkoba, senjata tajam dan sejumlah uang, di sebuah mobil merk Toyota Harrier nopol B 8848 PG yang mengalami kecelakaan dengan sepeda motor Suzuki, di Jalan Supomo, Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 28 Januari 2013, sekitar pukul 03.30 WIB.

Kronologis kecelakaan berawal ketika mobil dikemudikan Hilman melaju ke arah selatan menuju Pancoran, di Jalan Supomo. Tiba-tiba tepat di depan Gedung PT Binadana, Tebet, Jakarta Selatan, mobil oleng dan melewati pembatas jalan melawan arus.

Pada saat melawan arus itu, mobil Harrier menabrak motor Suzuki yang dikendarai Abdul Khotik dan ditumpangi Bahrul. Akibat kecelakaan itu, Abdul mengalami luka di pelipis kanan sobek, tangan kanan kiri lecet serta kaki kanan kiri lecet. Sedangkan, Bahrul mengalami luka kaki kiri patah dan lutut kanan kiri lecet. Kedua korban lalu dibawa ke RSCM untuk mendapat pertolongan.

Saat dilakukan penggeledahan di dalam mobil dan di celana dalam Hilman, ditemukan 32 ekstasi, 10 paket sabu, satu paket heroin, satu bungkus kopi, satu timbangan sabu, uang Rp 23.752.000, tiga HP, bong shabu, miras, dua pisau lipat, dan satu kampak.

Selanjutnya, kasus kecelakaan lalu lintas, saat ini ditangani Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya. Sedangkan, kepemilikan narkoba dan penyalahgunaan diserahkan ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro.