Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tembak mati anggota Din Minimi, Polda Aceh dikecam

Tembak mati anggota Din Minimi, Polda Aceh dikecam din minimi. ©youtube.com

Merdeka.com - Tindakan pihak kepolisian melumpuhkan orang yang diduga anggota kelompok Din Minimi dengan cara menembak hingga tewas menuai kecaman. Perbuatan polisi ini dinilai berlebihan yang diperlihatkan oleh Polri dalam menumpas aksi kriminalitas dan berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia.

Kecaman ini seperti disampaikan anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky. Dia menilai, penembakan oleh kepolisian di bagian kepala dan dada yang diduga anggota Din Minimi terhadap Junaidi alias Beurijuk dan lainnya, itu merupakan tindakan berlebihan yang tidak perlu terjadi.

"Saya mengapresiasi kerja keras yang dilakukan kepolisian dalam hal menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun untuk beberapa kasus penembakan terakhir, saya rasa perlu ada penjelasan; apakah prosedurnya memang dibenarkan demikian?," kata Iskandar Usman, Jumat (28/8) di Banda Aceh.

Politisi Partai Aceh ini mendesak kepolisian segera melakukan evaluasi internal terkait tindakan represif yang selama ini terjadi terhadap para terduga komplotan bersenjata di Aceh. Hal itu dipandang perlu mengingat beberapa peristiwa penembakan terakhir menyisakan kontroversi di tengah-tengah masyarakat khususnya keluarga korban.

"Kalau situasi ini terus dibiarkan, saya khawatir potensi penggunaan kekerasan menjadi satu-satunya cara yang akan terus terpelihara," ungkapnya.

Menurut dia, tindakan pelumpuhan terhadap seseorang yang masih berstatus terduga semestinya dapat dihindari oleh aparat hukum di lapangan. Upaya tersebut dilakukan hanya pada situasi mendesak yang mengancam keselamatan nyawa.

"Ini bukan soal membela para terduga itu. Tapi saya lebih melihat ke persoalan penegakan hukumnya. Jangan sampai aparat kita justru dianggap telah bertindak sembarangan dan melanggar hak asasi manusia," tegasnya.

Kecaman yang senada juga dilontarkan oleh seorang pengamat politik keamanan Aceh, Aryos Nivada, MA. Menurut dia penembakan terhadap Beurijuk di Batuphat, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, polisi sudah menyalahi prosedur penanganan Kamtibmas.

"Jangan polisi memaknai dilumpuhkan itu ya ditembak mati, masa dengan keahlian menembak di bagian kaki tidak bisa, apalagi polisi jago bela diri masa tidak bisa melumpuhkan secara fisik setelah ditembak kakinya," ungkap Aryos.

Katanya, sekarang terkesan polisi sudah kehilangan sifat humanis dalam bertindak menumpas dan melumpuhkan kelompok Din Minimi. Bahkan lebih memperlihatkan gaya kekerasan daripada cara polisi yang profesional.

"Jangan sampai publik menilai cara bertindak Polda Aceh mengatasi kelompok Din Minimi lost control dan paranoid dalam penangkapan kelompok Din Minimi," ulasnya.

Aryos meminta kepada Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk turun melakukan investigasi dan mengecek cara bertindak polisi ketika menembak Berijuek. Hal-hal perlu diinvestigasi terkait rekaman visual yang dimiliki di SPBU Batuhpat, uji balistik, uji forensik, dan lain-lain.

"Jika benar ditemukan oleh Komnas HAM dan investigasi element masyarakat sipil, bahwa terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia maka bisa di rekomendasikan untuk di proses ke jalur hukum yang berlaku di Indonesia," tutupnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Polisi di Aceh Sita Ponsel Pengungsi Rohingya, Telusuri Jejak Sindikat Penyelundupan

Sebanyak sebelas pengungsi Rohingya diperiksa penyidik Polresta Banda Aceh.

Baca Selengkapnya
Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.

Baca Selengkapnya
Pegawai Kios Ponsel di Aceh Besar Tewas Ditikami, Pelaku Ikuti Korban hingga Kamar Mandi

Pegawai Kios Ponsel di Aceh Besar Tewas Ditikami, Pelaku Ikuti Korban hingga Kamar Mandi

Seorang warga Pidie, Fajarullah (25) tewas dengan tubuh penuh luka tusuk , Senin (29/1) dini hari. Pelakunya masih diburu polisi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tampang Pemuda Aceh Nekat Pasang Bendera Bulan Bintang di Kantor Polisi, Kini Minta Maaf

Tampang Pemuda Aceh Nekat Pasang Bendera Bulan Bintang di Kantor Polisi, Kini Minta Maaf

Pria itu mengaku emosi pada pihak polsek karena penanganan kasus yang dilaporkannya.

Baca Selengkapnya
Mayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan

Mayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan

Polisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.

Baca Selengkapnya
Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi

Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi

Kelompok remaja yang menamakan diri gengnya dengan 'Kampung Tengah' itu kerap beraksi kekerasan.

Baca Selengkapnya
Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Penyelundupan Pengungsi Rohingya ke Aceh, Polisi Tetapkan Dua Tersangka Baru

Polisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap Ayah yang Cabuli Anaknya hingga Hamil di Aceh Timur

Polisi Tangkap Ayah yang Cabuli Anaknya hingga Hamil di Aceh Timur

Kini pelaku telah mendekam di balik jeruji besi Rutan Polres Aceh Timur.

Baca Selengkapnya
DPR Minta Ketegasan Pemerintah Pastikan Jadwal PON 2024 karena Bentrok dengan Pilkada Serentak

DPR Minta Ketegasan Pemerintah Pastikan Jadwal PON 2024 karena Bentrok dengan Pilkada Serentak

Dede menilai kepastian regulasi yang mendukung anggaran PON 2024 diperlukan karena menyangkut persiapan dan teknis penyelenggaraan.

Baca Selengkapnya