Tak tega, Hostinawati pendam sendiri penyiksaan oleh anak kandungnya
Merdeka.com - Kasus penyiksaan yang dilakukan Nius Robyon (18) terhadap ibu kandungnya sendiri, Hostinawati (50) diduga sejak lama terjadi dan berkali-kali terulang. Korban masih menutupi aib anaknya itu karena masih terlalu sayang.
Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto mengungkapkan, dari keterangan yang diterima, korban kerap dianiaya tersangka. Penganiayaan itu sama seperti yang terjadi sebelum dilaporkan ke polisi. Namun, Nuryanto tidak menyebutkan sejak tahun berapa dan berapa kali penganiayaan itu terjadi.
"Korban mengaku sudah lama dan berkali-kali. Yang terakhir baru dilaporkan karena sudah tidak tahan melihat prilaku tersangka," ungkap Nuryanto, Sabtu (16/5).
Dijelaskannya, tersangka memang tipe pemarah dan arogan. Sehingga tak segan-segan menganiaya ibunya jika kemauannya tidak dipenuhi. Penyiksaan itu sudah menjadi tabiat tersangka.
"Kejadian terakhir adalah puncaknya yang membahayakan jiwa korban. Korban tahu anaknya tak akan berhenti menganiayanya," ujarnya.
Diketahui, Nius yang sudah ditetapkan sebagai tersangka sudah kerap kali melakukan perbuatan itu. Tak tega karena pelakunya adalah anaknya sendiri, korban terpaksa menanggung sendiri penyiksaan itu tanpa mengadu ke keluarga terdekat apalagi polisi. Barulah saat jiwanya terancam, korban menyerahkan kasus ini ke pihak berwajib.
Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto menjelaskan, tersangka memang arogan dan ringan tangan. Tak hanya karen tak diberi uang, tersangka juga kerap membentak dan memukul ibunya itu jika dinasihati mencari pekerjaan. Nasihat itu dimaksudkan korban agar anaknya memiliki uang untuk keperluannya sendiri.
"Tersangka cuma nganggur, ibunya nyadap karet. Kalo korban menyuruh kerja, tersangka membentak dan memukulinya. Dia cuma mau duitnya saja," ungkap Nuryanto.
Nuryanto berjanji akan mengusut kasus ini hingga tuntas. Apalagi, korbannya adalah ibu kandung sendiri. Pihaknya juga tidak kesulitan memprosesnya karena sudah mengantongi alat bukti berupa besi bulat mirip linggis yang digunakan tersangka melakukan kejahatannya.
"Tersangka kita jerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman kurungan penjara lima tahun," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Nius Robyon (18), pemuda pengangguran nekat menendang dan memukul ibu kandungnya sendiri, Hostinawati (50), menggunakan besi bulat panjang menyerupai linggis. Tak ayal, tubuh Hostinawati babak belur akibat perbuatan anaknya itu.
Peristiwa itu terjadi di kediaman mereka di Desa Jemenang, Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Kamis (14/5). Sakit hati, Hostinawati akhirnya melaporkan kasus itu ke polisi sehingga beberapa jam kemudian pelaku diringkus.
Tersangka menganiaya ibunya itu lantaran kesal tak diberi uang seperti yang dia minta. Kalap, tersangka menendang orang yang melahirkannya itu ke bagian perut. Korban pun terpental di lantai.
Melihat ibunya terkapar, tersangka bukannya meminta maaf. Dia justru mengambil besi bulat sepanjang satu meter dan langsung memukulkannya ke arah korban berkali-kali. Pukulan itu mengenai tangan, pinggang, punggung, dan kepala.
Meski dalam keadaan babak belur, korban sempat melarikan diri dan segera datang ke kantor polisi setempat untuk melaporkan kasus yang baru saja dialaminya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca SelengkapnyaPada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaPangkat anak lebih tinggi, sang ayah lantas memberi hormat.
Baca SelengkapnyaPerkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Baca Selengkapnya