Tak siap mental, korban sodomi di JIS tak jadi dijemput penyidik
Merdeka.com - Penyidik Polda Metro Jaya berencana hendak menjemput bola korban baru pelecehan seksual Jakarta International School (JIS). Namun, hal itu dibatalkan mengingat kondisi mental korban berusia 5 tahun tersebut yang belum siap.
"Setelah menerima informasi dari KPAI, penyidik ingin langsung jemput bola dan menemui keluarga korban dan siswa itu. Namun atas pertimbangan KPAI, kami tunda karena terkait kesiapan mental korban dan keluarga korban," ucap Kabid Humas Polda, Kombes Rikwanto di Polda Metro Jaya, Kamis (24/4).
Selain itu, lanjut Rikwanto , penyidik juga mempertimbangkan faktor kesehatan korban maupun keluarganya.
"Keluarga korban kemarin (Rabu, 23/4) bertemu dengan KPAI hingga malam. Jadi masih mereka mengalami kelelahan fisik," tuturnya.
Dengan begitu, Rikwanto memastikan, laporan korban kekerasan seksual di TK JIS baru 1 anak yaitu A.
"Jadi kami tunda sampai mereka (korban) siap menurut KPAI untuk bisa menemui mereka. Jadi sampai saat ini, korbannya masih satu yakni yang sebelumnya dan tersangka masih tetap dua," terang Rikwanto .
Selain itu, Rikwanto menjelaskan kedatangan pihak KPAI dan LPSK ke Mapolda Metro Jaya untuk menemui kedua tersangka terkait laporan adanya korban baru yang melapor ke KPAI. Karena itu pihaknya memfasilitasi KPAI untuk bertemu dengan dua tersangka sodomi, Agun dan Awan.
"KPAI ingin mendalami dugaan kekerasan seksual dan fisik korban kedua yang diduga juga dilakukan tersangka AG (Agun) dan AW (Awan)," jelasnya.
"Nanti hasil pendalaman mereka akan dikomunikasikan kepada kami. Saat ini baru diduga adanya korban baru, dalam kaitan pelecehan seksual di JIS. Kepastian akan korban baru itu masih di dalam KPAI dan LPSK dengan menemui kedua tersangka tadi," jelas Rikwanto .
Nantinya, sambung Rikwanto , jika menurut pendalaman yang dilakukan KPAI korban kedua dipastikan memang mengalami tindak kekerasan seksual maka baru akan dilaporkan ke Polisi.
"Dan kami tindaklanjuti dengan memeriksa korban serta mendalami kemungkinan pelaku lain," pungkas Rikwanto .
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesaksian Bos Toko Semangka Kramatjati Karyawannya Jadi Korban Penganiayaan OTK Hingga Tewas
Korban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaKorban Pelecehan Seksual Rektor UP Jalani Pemeriksaan Forensik di RS Polri Hari Ini
Setelah lama memendam, RZ memberanikan diri melaporkan pelecehan yang dialami.
Baca SelengkapnyaKeji! PNS KPPN Cabuli dan Setubui Adik Ipar Bertahun-tahun, dari TK Hingga kini Berusia 23 Tahun
Setelah menahan ketakutan bertahun-tahun, korban akhirnya memberanikan diri melapor ke polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati
Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.
Baca SelengkapnyaKemen PPPA Minta Keluarga dan Tetangga Anak Korban Konten Porno Beri Perhatian Khusus
Unit Pelaksana Teknis di Daerah, mendampingi para korban selain dari sisi fisik dan psikisnya juga pendampingan hukum dan psikososial terhadap para korban.
Baca SelengkapnyaKomnas Perempuan: Tidak Ada Keadilan Restoratif Bagi Pelaku Kekerasan Seksual
Ini mempertimbangkan kerugian dan dampak negatif yang dialami korban dan tidak jarang bersifat permanen.
Baca SelengkapnyaDitemui Keluarga Pelaku, Orangtua Remaja Perempuan Korban Penganiayaan di Ciputat Tolak Damai
Nida bersama suaminya kemudian membuat laporan Polisi.
Baca SelengkapnyaKasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Baca SelengkapnyaKeji! Santri di Parepare Dianiaya Guru, Bagian Punggungnya Disetrika
Korban yang berusia 13 tahun sedang menjalani perawatan. Kasus terungkap setelah orang tua korban membuat laporan.
Baca Selengkapnya