Merdeka.com - Berniat menggagalkan rencana pernikahan kakak kandungnya dengan pria Indonesia, warga negara Yaman, Timur Tengah, Abdullah Omar Abdul, menghajar calon mertua sang kakak, Muhammad (60), warga Kalimas Udik III, Surabaya, Jawa Timur, hingga babak belur. Tak urung, WNA 33 tahun itu-pun terpaksa berurusan dengan Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, setelah menerima laporan dari korban.

Ceritanya, kakak Omar bernama Hikmah yang berprofesi sebagai dokter ahli bedah di rumah sakit Yaman itu, berkenalan dengan Us, pria asal Surabaya melalui jejaring sosial facebook (FB). Selanjutnya, keduanya sepakat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.

Dan pada tanggal 25 Agustus lalu, keduanya menggelar acara lamaran di tempat tinggal sementara Hikmah di Jalan Ikan Musing IV, Perak Barat, Surabaya. Hikmah dan adiknya Omar sudah dua bulan tinggal di Surabaya.

Saat itu, tanpa ditemani Us, korban datang melamar Hikmah. Karena sudah merencanakan akan menggagalkan acara tersebut, Omar mencari calon kakak ipar yang belum dikenalnya. Sayang, yang dicari tidak datang. Hanya orang tua Us yang datang, yaitu Muhammad.

Sekitar pukul 18.00 WIB, Omar mendekati Muhammad dan langsung menghajarnya hingga luka parah. Omar mengaku tidak suka dengan calon kakak iparnya, dan jika pernikahan kakak perempuannya itu dilakukan di Indonesia, maka tidak ada wali nikahnya.

"Jadi tersangka ini tidak setuju kakaknya menikah dengan orang Indonesia. Dengan alasan tidak ada wali nikah, jika kakaknya melangsungkan pernikahan di Indonesia," terang Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Aldy Sulaiman, Rabu (27/8).

Selain itu, lanjut dia, Omar juga beralasan, tidak suka dengan calon kakak iparnya itu, karena tidak memiliki pekerjaan. "Sehingga tersangka merencanakan akan menggagalkan acara pernikahan kakaknya di Indonesia, dengan memukul calon mertua kakaknya, sehingga korban luka parah," sambung dia.

Selanjutnya, berdasarkan laporan polisi (LP) Nomor: LP/234/VIII/2014/Jatim/Res Pel Tg Perak, tanggal 25 Agustus, tersangka diringkus pihak kepolisian dengan tuduhan penganiayaan. "Tersangka kita jerat dengan Pasal 351 KUHP, dengan ancaman maksimal lima tahun penjara," tegas Aldy.