Merdeka.com - Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menertibkan puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama Bambanglipuro, karena tidak memiliki surat izin mengemudi.

"Tadi pagi kami melakukan razia di SMP Bambanglipuro, dan didapati banyak siswa bermotor yang tidak dilengkapi SIM, ada sekitar 30an siswa yang kena razia," kata Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Bantul, AKP Endar Isniyanto di Bantul, seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/8).

Namun demikian, kata dia puluhan siswa SMP bermotor yang tidak dilengkapi dengan SIM tersebut tidak ditilang maupun diamankan namun namanya dicatat dan diberi peringatan agar nantinya tidak mengulangi tindakan yang melanggar peraturan berlalu lintas.

"Mereka tidak ditilang, namun kami kembalikan ke sekolah agar mendapat pembinaan dari sekolah, pihak sekolah kami minta menyampaikan kepada orang tua masing-masing agar bisa memberikan pengarahan," katanya.

Menurut dia, razia siswa SMP bermotor di wilayah Bantul ini memang telah diintensifkan sejak sepekan ini dalam rangka ketertiban kelengkapan kendaraan bermotor, apalagi siswa SMP sesuai aturan belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor di jalanan karena belum cukup umur untuk memiliki SIM.

"Razia ini sudah yang keempat kalinya, sebelumnya razia dilakukan di SMP 1 Bantul dan SMP Muhammadiyah Pandak, dan didapati puluhan siswa yang tidak mempunyai SIM, padahal selain belum cukup umur, siswa SMP cenderung mempunyai sifat emosional," katanya.

Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Bantul, Zahrowi mengatakan, mendorong langkah kepolisian dalam melakukan razia siswa SMP bermotor ini, karena jika dibiarkan akan berdampak pada tindakan yang mengarah pada pelanggaran hukum.

"Dari aspek hukum saya dukung langkah kepolisian dan justru kepada orang tua harus diberi pengertian agar tidak melakukan pembiaran kepada anaknya, apalagi masih SMP supaya tidak melakukan pelanggaran hukum," katanya.

Menurut dia, selain belum waktunya mengendarai kendaraan bermotor, siswa SMP yang dibekali motor juga cenderung bertindak pada ugal-ugalan yang pada akhirnya mempunyai sikap atau karakter yang mengarah pada perbuatan kriminalitas.

"Justru saya berharap polisi terus melakukan razia siswa bermotor ini, kemudian jika terkena agar orang tua yang mengambil motornya, dan karena ini sifatnya anak sekolah, maka harapannya sekolah memberi pengertian perspektif hukum soal lalu lintas," katanya.