Merdeka.com - Kanit Reskrim Polsek Tapung Hulu Ipda Marupa Sibarani dan anggota penyidiknya dilaporkan ke Propam Polda Riau karena diduga tidak prosedural saat melakukan penangkapan terhadap tiga warga yang diduga main judi.

Tiga warga tersebut yakni Anggiat Tobing (35), Pairin (42) dan seorang kakek, Legimin (74) atas kasus perjudian jenis kartu remi (song), Senin (2/6) malam. Namun, pihak keluarga menilai penangkapan tersebut cacat hukum dan mempertanyakan kinerja polisi.

Keluarga Anggiat Tobing pun akhirnya melaporkan 3 orang penyidik Polsek Tapung Hulu ke Bid Propam Polda Riau, Selasa (10/6) lalu.

Winter Tobing (31) adik dari Anggiat Tobing, kepada wartawan, Kamis (12/6) mengatakan penangkapan terhadap abangnya tidak prosedural.

"Menurut polisi, Abang saya ditangkap kasus judi, bersama temannya Pairin. Awalnya polisi gagal menggerebek mereka bermain song di warung miso. Kemudian, menjebak Anggiat dan Pairin, menyuruh ke Mapolsek Tapung Hulu, untuk membantu mengangkut lima sepeda motor warga itu," kata Winter.

Setibanya di Mapolsek, kata Winter, Anggiat dan Pairin lalu dituding main judi. Padahal, barang bukti tidak ada. Kemudian, uang Rp200 ribuan dikantong Anggiat dan Pairin dijadikan barang bukti. "Polisi juga bergerak menangkap Kakek Legimin, pemilik warung tempat miso. Mereka bertiga ditahan,"keluh Winter.

Tiga orang warga tersebut diinapkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Bangkinang. Sedangkan Legimin ditolak pihak LP karena menderita penyakit. Legimin kini mendekam di sel Mapolsek Tapung Hulu. Tiga anggota Polsek Tapung Hulu yang dilaporkan ialah: Ipda Marupa Sibarani (Kanit Reskrim) dan dua penyidik pembantu Brigadir Erianto Siregar dan Brigadis Rismanto Simanjuntak.

Laporan keluarga tersangka sudah diterima di Bid Propam Polda Riau dengan nomor laporan LP/52/VI/2014/Yanduan tertanggal 10 Juni, atas dugaan penyalahgunaan wewenang. Pihak korban, rencananya juga akan menggugat pra peradilan ke Pengadilan Negeri Bangkinang.

Sementara itu, Kapolsek AKP Alwis Saldi saat dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim Ipda Marupa Sibarani menanggapi, laporan keluarga tersangka ke Bid Propam adalah haknya. "Itu adalah hak setiap keluarga tersangka. Silahkan saja," katanya.