Tak miliki biaya, enam siswa Suku Talang Mamak terancam gagal UN SD
Merdeka.com - Enam orang anak warga Suku Talang Mamak yang selama ini belajar di Sanggar Belajar Sadan, dusun Sadan, desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, terancam tak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) yang bakal diselenggarakan Senin (18/5) mendatang.
Pasalnya, keenam siswa malang itu tak punya biaya transfortasi menuju sekolah induk SDN 004 Rantau Langsat, yang berada sangat jauh dan harus menempuh perjalanan satu hari dengan menyewa sampan.
Hal ini diketahui dari dua orang guru Sanggar Belajar Sadan, Mulyadi dan Syafarudin alias Tatung ketika menyambangi kantor PWI Inhu, Selasa (12/5) di Pematang Reba.
Menurut mereka, untuk membawa enam orang siswa dari dusun Sadan menuju SDN 004 Rantau Langsat, mereka membutuhkan biaya sekitar Rp 1,6 juta. Ini untuk biaya sewa sampan pulang pergi dusun Sadan ke desa Rantau Langsat.
"Honor kami tak cukup untuk memenuhi biaya sewa sampan. Belum lagi kami harus memikirkan biaya makan anak-anak selama empat hari mengkuti UN di SD induk SDN 004 Rantau Langsat," ujar Mulyadi kepada sejumlah wartawan.
Menurut mereka, perjalanan dari dusun Sadan menuju Desa Rantau Langsat jika menggunakan sampan memakan waktu satu hari. Perjalanannya menelusuri aliran sungai Batang Gansal. Namun jika berjalan kaki akan memakan waktu selama dua hari dua malam melintasi hutan Taman Nasional Bukit Tiga puluh (TNBT).
Peristiwa ini terjadi setiap tahun menjelang Ujian Nasional siswa Sekolah Dasar. Tahun 2014 lalu, ada dua orang siswa yang mengikuti UN, mereka terpaksa diungsikan selama empat hari agar bisa mengikuti ujian.
Tahun ini, enam orang siswa Sanggar Belajar Sadan kembali terdaftar sebagai peserta UN. Mereka juga diungsikan selama empat hari di Desa Rantau Langsat. Dua orang guru ini juga harus memikirkan biaya pembelian baju seragam sekolah agar enam siswa tersebut dapat mengikuti ujian.
"Selama ini kan anak-anak belajar pakaian biasa, enggak ada seragam, bahkan tidak pakai sepatu. Jadi kami juga berupaya agar bagaimana enam siswa ini punya seragam biar bisa ikut ujian," kata Mulyadi.
Dikatakan Mulyadi, enam siswa yang akan mengikuti UN tersebut, yakni Lisen, Ariyanti, Rido, Pinros, Nardiansyah dan Roni. Dari enam siswa, empat siswa saat ini sudah berada di desa Rantau Langsat. Dua orang siswa lainnya masih menungu di dusun Sadan.
"Empat siswa yang sudah berada di Rantau Langsat mengikuti belajar dan try out bersama siswa kelas VI lainnya di SDN 04 Rantau Langsat. Kami berharap para siswa ini bisa lulus ujian dan dapat mewujudkan impian mereka kelak," ujar mereka penuh harap.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca SelengkapnyaDia rela menyisihkan gaji hingga uang hasil usaha demi beri beasiswa ke siswa SD.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 persen dari gaji digunakan sebagai biaya pendidikan anak di kemudian hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaTanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDua pihak yang memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua dan negara.
Baca SelengkapnyaKendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca SelengkapnyaSMA Negeri 11 menjadi sekolah pertama yang menerapkan makan siang gratis bagi siswa
Baca SelengkapnyaAtap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca Selengkapnya