Merdeka.com - Menjelang arus mudik lebaran 2015, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) dan Satlantas Polresta Solo menggelar oparasi laik jalan terhadap armada taksi, Senin (6/7). Selain surat kelengkapan kendaraan dan pengemudi, petugas juga memeriksa uji kelayakan dan kartu pengawasan armada.

Operasi laik jalan dilakukan oleh dua tim yang terpisah. Mereka menyisir sejumlah titik tempat mangkal taksi, antara lain di Kleco, Purwosari, Solo Grand Mall, perempatan Ngapeman, depan Stasiun Solo, Balapan, RSUD dr Moewardi, Terminal Tirtonadi dan Bundaran Gladag. Sejumlah taksi yang sedang parkir maupun jalan tak luput dari pemeriksaan petugas. Bahkan tak sedikit pengemudi taksi yang berlari meninggalkan armadanya.

Melihat kondisi tersebut, petugas gabungan langsung menggembok taksi bersangkutan.

"Ada tiga taksi yang sudah kami gembok. Kita gembok itu bilamana kita periksa sopirnya tidak ada. Saya yakin sopirnya ada, tapi pasti ndelik (sembunyi), saat tahu kita datang dan surat-surat mereka tidak lengkap," kata Penyidik PPNS Dishubkominfo Kota Solo Agus kepada wartawan.

Pihaknya tidak mau menunggu terlalu lama hingga pengemudi datang. Dengan cara digembok tersebut, dia yakin pengemudi akan datang ke UPTD (Unit Pelaksana teknis Daerah) Perparkiran, untuk menyerahkan surat kelengkapannya.

Dia menambahkan, operasi semacam ini dilakukan untuk memastikan keselamatan penumpang dan pengemudi, terutama saat menjelang arus mudik dan balik lebaran. Sementara jenis pelanggaran yang dilakukan rata-rata adalah KIR mati dan KP mati.

"Di jalan itu kan ancaman senantiasa datang, kapan saja di mana saja," imbuhnya.

Operasi semacam ini, kata dia akan dilakukan mulai H-7 hingga H+7 lebaran. Selain menggembok sejumlah armada, operasi tersebut juga menilang puluhan taksi yang tak dilengkapi dengan surat, baik STNK maupun SIM. Tim gabungan juga menemukan adanya taksi bodong yang beroperasi.

Terpisah, Kabid Teknis Sarana dan Prasarana Dishubkominfo Arief Handoko mengatakan, taksi bodong tersebut belum memiliki surat izin operasi dan belum mengikuti uji KIR. Tak hanya itu, armada ini juga tidak dilengkapi stiker layak uji.

"Stiker layak uji yang ditempelkan di bahu mobil ternyata stiker palsu. Taksi ini langsung kami sita agar tidak digunakan karena dapat disalahgunakan, serta merugikan konsumen," terangnya.