Merdeka.com - Penolakan terhadap datangnya sejumlah truk sampah dari DKI Jakarta masih terjadi di Cileungsi. Bahkan, warga sekitar membentangkan spanduk sepanjang 50 meter berisi tanda tangan sebagai ungkapan penolakan.

Spanduk sendiri ditempel di sebuah pagar yang berlokasi di bawah fly over di wilayah Cileungsi. Tak hanya membentangkan spanduk, warga juga mendirikan posko untuk berjaga-jaga jika ada truk sampah DKI yang melintas.

Salah satu warga Cileungsi Ruben (45) mengungkapkan aksi penolakan tersebut akan terus dilakukan, lantaran pihaknya menginginkan suatu wilayah yang jauh dari bau tidak sedap.

"Aksi ini merupakan aksi sosial, sebagai wujud masyarakat Cileungsi menginginkan wilayahnya bersih tidak ada bau lagi" ujarnya kepada merdeka.com, Selasa (3/11).

Meski demikian, Ruben menolak jika ada yang beranggapan aksi yang dilakukan merupakan arogansi Cileungsi. Pasalnya, tidak hanya bau tidak sedap, mobilitas truk-truk sampah itu juga kerap mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

"Suka ada kecelakaan juga, jadi selain bau yang tidak sedap masuknya truk truk sampah juga menimbulkan kecelakaan" tambahnya.

Menurut Ruben, sekitar 17 hingga 20 truk melintasi perempatan Cileungsi di tiap harinya. Namun Ruben tidak mengetahui berapa ton sampah dari keseluruhan yang dikirim oleh pihak Pemprov DKI Jakarta.

"Bayangkan ada 17 sampe 20 truk lewat sini (Cileungsi)" pungkasnya.