Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei Indikator: 87,6 Persen Responden Tak Setuju Kenaikan BBM

Survei Indikator: 87,6 Persen Responden Tak Setuju Kenaikan BBM bbm. mertdeka.com/Arie basuki

Merdeka.com - Hasil Survei dari Indikator Politik Indonesia pada 13 sampai 20 September 2022 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tidak setuju dengan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Pemerintah pada 3 September lalu.

"Ini memang kebijakan yang tidak populer, jadi total mencapai 87,6 persen masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan kenaikan harga BBM," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Minggu (2/10).

Dia menjelaskan, sangat jarang suatu kebijakan cepat sekali diketahui publik selain daripada kebijakan kenaikan BBM.

"Jadi, 96,6 persen warga dari Aceh sampai Papua itu sudah tahu, jadi cepat sekali," terangnya.

Burhanuddin menyebut, sekitar 38,8 persen warga tahu rata-rata harga BBM di Indonesia saat ini termasuk paling murah di dunia, kemudian lebih banyak yang cukup atau sangat percaya pula bahwa memang rata-rata harga BBM di Indonesia saat ini termasuk paling murah di dunia.

Namun, kata Burhanuddin, dari dua kelompok yang tahu atau tidak tahu bahwa harga BBM domestik lebih murah ketimbang harga di sejumlah negara lain, secara umum masyarakat tetap menolak kebijakan kenaikan harga BBM.

"Bedanya di kalangan yang tidak tahu penolakannya jauh lebih tinggi daripada yang tahu. Meskipun tahu, sebanyak 82 persen menolak kenaikan BBM. Akan tetapi, jika dibanding dengan yang tidak tahu harga BBM kita lebih murah, itu penolakannya 91,2 persen," ungkapnya seperti dilansir dari Antara.

Lebih lanjut, hasil survei menunjukkan meski harga BBM dunia mengalami peningkatan, lebih banyak publik yang berpendapat bahwa Pemerintah harus berupaya agar harga BBM tidak naik walau harus menambah utang, yakni sebesar 58 persen.

"Yang penting bagaimana respons Pemerintah dalam memitigasi dampak kenaikan harga BBM, termasuk potensi inflasi. Kalau Pemerintah mampu memitigasi inflasi akibat dampak kenaikan harga BBM setidaknya kebijakan yang tidak populer ini bisa diantisipasi," ujarnya.

Mayoritas publik yakni sebanyak 60,4 persen juga berpendapat lebih sesuai jika Pemerintah memberikan subsidi harga barang sehingga lebih terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat ketimbang subsidi tunai langsung yang diberikan hanya kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.

Burhanuddin menyebut mayoritas publik berpendapat bahwa hal yang harus dilakukan Pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM ialah menurunkan harga bahan makanan pokok sebesar 29,5 persen, memberikan bantuan sosial bagi warga miskin sebesar 25,7 persen, dan menaikkan upah minimum sebesar 10,6 persen.

"Mayoritas, 59,8 persen menilai bantuan tunai dari Pemerintah tersebut tidak tepat sasaran. Sementara itu, mayoritas merasa dirinya berhak menerima bantuan tunai tersebut," paparnya.

Survei dari Indikator Politik Indonesia ini dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Pengambilan sampel dengan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 1.200 responden. Wawancara secara tatap muka dengan margin of error sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cak Imin Luruskan Janji BBM Gratis: Kita Beri Harga Khusus untuk Orang Paling Miskin
Cak Imin Luruskan Janji BBM Gratis: Kita Beri Harga Khusus untuk Orang Paling Miskin

Cak Imin meluruskan janji akan menggratiskan bahan bakar minyak (BBM).

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Kepuasan Atas Kinerja Presiden Jokowi Capai 80 Persen
Survei Indikator: Kepuasan Atas Kinerja Presiden Jokowi Capai 80 Persen

Burhanuddin menyebutkan, kepuasan terhadap kinerja Presiden mayoritas tercatat di tiap segmen demografi warga dan setiap wilayah.

Baca Selengkapnya
Jelang Mudik, Polisi Cek SPBU Cegah Kecurangan Pengisian BBM
Jelang Mudik, Polisi Cek SPBU Cegah Kecurangan Pengisian BBM

Ia berharap pemudik dapat merasakan kenyamanan dan keamanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM
Presiden Jokowi Tegaskan Pemerintah Tak akan Naikkan Harga BBM

Jokowi meny ampaikan usai menggelar rapat internal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Dirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya
Dirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya

Pihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.

Baca Selengkapnya
Konsumsi BBM Diprediksi Naik Saat Mudik Lebaran, Begini Strategi Pertamina Agar Bensin Tak Langka
Konsumsi BBM Diprediksi Naik Saat Mudik Lebaran, Begini Strategi Pertamina Agar Bensin Tak Langka

Pertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.

Baca Selengkapnya
Ini Syarat Harus Dilakukan Pemerintah Jika Ingin Naikkan Pajak Sepeda Motor BBM
Ini Syarat Harus Dilakukan Pemerintah Jika Ingin Naikkan Pajak Sepeda Motor BBM

Sangat disayangkan jika dukungan tersebut jadi dalih untuk memaksa masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
BRIN Ungkap Banyak TKA China di Indonesia, Jubir AMIN: Sangat Menyakiti Rakyat
BRIN Ungkap Banyak TKA China di Indonesia, Jubir AMIN: Sangat Menyakiti Rakyat

Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menyebut tanggapan Menko Marves itu tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Peningkatan Kesukaan pada Ganjar dan Gibran Paling Tinggi dalam 1 Bulan
Survei Indikator: Peningkatan Kesukaan pada Ganjar dan Gibran Paling Tinggi dalam 1 Bulan

Muhaimin Iskandar paling tinggi tingkat tidak disukai responden.

Baca Selengkapnya