Sudah saling mau, kapan Prabowo dan Jokowi bertemu?
Merdeka.com - Konstelasi persaingan Pilpres 2014 membuat sejumlah pihak khawatir. Saling serang dan menjelekkan antar capres dan cawapres dinilai membuat bangsa terpecah belah.
Salah satu cara untuk membuat Indonesia kembali bersatu yaitu mempertemukan kedua belah pihak yang saling berseteru selama pilpres ini. Namun sudah seminggu pencoblosan berlalu, antara Prabowo dan Jokowi belum juga ada niat baik untuk bertemu menenangkan pendukungnya masing-masing.
Jokowi sendiri mengaku siap untuk bersilaturahmi dengan Prabowo . Pertemuan tersebut, kata Jokowi , penting dilakukan untuk mendinginkan suasana.
"Saya belum bertemu Pak Prabowo . Komunikasi juga belum sama sekali. Saya siap setiap saat," ujar Jokowi di Solo, Minggu (13/7) lalu.
Begitu juga halnya dengan Prabowo . Setelah massa kampanye pilpres saling melakukan serangan, pertemuan keduanya penting dilakukan untuk meredam suasana, khususnya ditingkat bawah untuk menghindari konflik horizontal.
"Saya sudah berkali-kali katakan, saya siap bertemu siapa saja. Jangankan di Indonesia, di dunia ini siapa saja ingin ketemu, saya siap. Apa salahnya ketemu. Ketemu itu kan baik, silaturahmi itu baik," kata Prabowo kemarin.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin salah satu orang yang merasa bangsa Indonesia telah terbelah karena persaingan Prabowo - Hatta dan Jokowi - JK di Pilpres 2014. Bahkan menurut dia, para ulama dan ormas Islam pun ikut terpecah karena saling membela capresnya masing-masing.
Din sempat coba menginisiasi pertemuan kedua tokoh itu. Sayang, belum ada hasil dari imbauannya agar Prabowo dan Jokowi segera silaturahmi.
"Ada baiknya tentukan kenegarawanan tadi kalau seandainya 2 pasangan capres kalau bisa bertemu, bersilaturahim. Saya sudah mengirim SMS ke kedua pasangan, mendorong untuk dilakukan silaturahim, apalagi bulan suci Ramadan ini, selain akan dapat pahala juga dapat berkah, tapi saya belum dapat jawaban," ujar Din dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (14/7).
Ketua Umum PP Muhammadiyah ini berharap gesekan keras yang terjadi selama di pilpres bisa selesai setelah KPU mengumumkan siapa pemenang yang akan menjadi presiden dan wakil presiden 22 Juli nanti. Sebelum hal itu terjadi, dia ingin Prabowo dan Jokowi bertemu untuk meredam potensi konflik di kalangan bawah.
Namun Prabowo dan Jokowi tak kunjung memperlihatkan niat baiknya untuk meluangkan waktu bertemu. Jokowi justru sibuk keliling daerah dengan alasan mengawal perhitungan suara pilpres. Begitu juga dengan Prabowo yang lebih disibukkan dengan agenda koalisi Merah Putih.
Lalu kapan persaingan antara Prabowo dan Jokowi berakhir? Sementara potensi konflik antar kedua kubu diprediksi akan semakin panas setelah pengumuman KPU 22 Juli nanti.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaKendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menegaskan, salah satu isi pertemuan dengan Surya Paloh adalah pembicaraan mengenai politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui bagian dari tim Jokowi, yang akan melanjutkan kebijakan-kebijakannya.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, pemerintahannya akan meneruskan legecy Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPrabowo awalnya mengungkit pepatah mengenai 'kawan sejati adalah kawan di saat susah'.
Baca SelengkapnyaUsulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaIni menunjukkan kedekatan Jokowi dan Prabowo yang keduanya sangat akrab.
Baca Selengkapnya