Sudah 1 meter, penggalian liang kubur jenazah Febby dihentikan
Merdeka.com - Ada yang unik proses rencana penguburan Co Pilot Aviastar Yudhistira Febby Aryanto, di Kuburan Muslim 1 Jalan Raya Kuta. Penggali kubur terpaksa menghentikan, karena jenazah baru akan dimakamkan esok pagi, Jumat (9/10).
"Kita tadi sudah lakukan penggalian untuk liang kubur almarhum Co Pilot yang korban pesawat jatuh di Sulawesi. Terus mendadak dihubungi, katanya ditunda besok pagi jam 10.00 Wita, terpaksa kita hentikan penggalian," ungkap ketua Yayasan Rukun Kifayah Kuta H Moh Gazali di Makam Muslim adat Kuta, Bali, Kamis (8/10).
Penggalian liang kubur yang ditempatkan di sisi pojok timur sebelah utara ini sudah dilakukan sejak pukul 06.15 Wita. Itu setelah semalam diminta keluarga Febby. Namun baru penggalian hampir 1 meter, kembali dihubungi bahwa batal untuk dikebumikan pada sore hari ini.
"Tadi sempat digali sekitar hampir satu meter, harusnya seperti biasa untuk pemakaman di sini kita galinya sampai 2,5 meter," Jelas Gazali.
Dia menjelaskan, makam untuk Febby disiapkan dengan ukuran dua meter tiga puluh sentimeter dengan kedalaman dua setengah meter. Pihak yayasan juga melakukan penjemputan dengan mobil ambulans ke rumah duka.
"Sedikit dipanjangkan dan dilebarkan karena menggunakan peti. Nanti menurut rencana pukul 08.00 Wita kita jemput ke rumah duka, perkiraan pukul 10.00 Wita sudah dikuburkan," terangnya.
Sedianya, jenazah Febby akan dimakamkan hari ini. Namun, karena dijadwalkan tiba malam hari, maka pemakaman diundur menjadi Jumat (9/10).
"Menurut Islam semakin cepat dikubur semakin baik. Tapi di sini malam tidak boleh menguburkan. Itu karena aturan desa adat tidak boleh malam," terangnya.
Tidak bolehnya jenazah dikubur malam hari bukan aturan adat, namun ketentuan yang diberlakukan di yayasan. Keputusan itu sudah diterapkan sejak peristiwa Bom Bali I 2012.
"Sebelum bom Bali, kita bisa lakukan kapan saja. Aturannya makin cepat makin bagus, sekarang tidak lagi bisa kubur malam. Itu hanya di Kuta saja," ungkapnya.
Pertimbangan itu dilakukan mengingat saat peristiwa tragedi duka Kuta Bali, Bom Bali. Saat itu situasi sangat sensitif, bahkan saat kubur malam jadi kecurigaan warga siapa yang dikubur dan status jenazah yang dikubur. Menghindari hal-hal yang tidak baik dan tetap menjaga hubungan erat dengan desa adat, akhirnya pihak yayasan tidak lagi memberlakukan penguburan malam.
"Tidak masalah jika harus dikubur keesokan harinya. Pastinya kami sejak peristiwa bom Bali tidak lagi ada kubur malam," Pungkasnya.
Baca juga:
Sebelum dikebumikan, jenazah Febby akan disemayamkan dahulu
Akik dan kumis ungkap identitas Natsir korban Aviastar
Jenazah teknisi Aviastar dimakamkan hari ini
Keluarga korban pesawat Aviastar terima santunan hingga Rp 1,30 M
Jasa Raharja menyelesaikan santunan ke ahli waris 3 korban Aviastar
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kota Palembang bukan hanya soal pempek, namun beberapa jenis kudapannya juga tak kalah lezat dan selalu diburu umat muslim sebagai menu berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 8 cara ngabuburit yang seru, mulai dari berburu takjil gratis, hingga ikut dalam kajian yang diadakan di masjid-masjid.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Doa setelah bangun tidur merupakan bentuk ungkapan rasa syukur yang seharusnya dilafalkan oleh setiap umat Muslim.
Baca SelengkapnyaKetua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Kupang, Ambo mengatakan, tempat tersebut selama ini memang tidak pernah dipakai untuk salat Idulfitri.
Baca SelengkapnyaGereja Katedral Jakarta Pusat menyiapkan enam titik lokasi parkir dalam bagi warga yang akan beribadah misa
Baca SelengkapnyaPolres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaSosoknya langsung diberi apresiasi hingga diganjar pelukan erat.
Baca SelengkapnyaMenyambut datangnya bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah, Mayjen Kunto dan Istri melakukan ziarah ke makam orangtua dan putra sulungnya.
Baca Selengkapnya