Merdeka.com - Ani, (30), ibu kandung Mutiara, bocah yang tewas di tangan ayahnya sendiri Haeruddin, mengaku ketakutan lantaran pelaku belum berhasil ditangkap polisi. Dia khawatir pembunuh anaknya yang sekaligus suaminya itu dendam kepadanya dan adik korban karena melaporkan tindakan keji tersebut ke polisi.

"Saya takut bapaknya Mutiara itu dendam sama saya dan adiknya Mutiara karena angkat bicara kasih keterangan ke polisi. Bisa saja saya atau Indriani, adiknya Mutiara juga dibunuh. Kalau Muhammad Hairil Hidayat, adik bungsunya Mutiara mungkin tidak jadi sasaran karena masih kecil belum tahu sekali bicara," kata Ani saat ditemui di teras rumahnya di jl Rappocini Raya Lorong 1 Gang 1, Makassar, Kamis, (9/7).

Karena ketakutan ini, Ani dan anaknya memilih tinggal sementara di rumah kerabatnya yang tidak jauh dari rumahnya karena setiap saat Haeruddin bisa saja muncul dan kalap. Bahkan, Indriani, adik Mutiara juga sudah takut ke sekolah.

"Saya juga sudah tidak berani keluar cari uang. Ini nanti malam juga saya mau buat acara takziah dari uang sumbangan Walikota Makassar," tutur Ani seraya meluruskan nama putrinya yang terlanjur beredar di media.

Nama putri sulungnya itu Tiara Rudi bukan Mutiara. Usianya juga sudah 13 tahun bukan 12 tahun meski baru duduk di kelas V SD Maricayya 2, Makassar. Adapun nama ayahnya yang juga pelaku kalap itu Rudi Haeruddin.

Sebelumnya, Ani menafkahi keluarganya dengan berjualan kue, jadi buruh cuci atau kerja di katering kalau ada yang memanggil minta dibantu melayani orderan. Itu dilakukan Ani karena Rudi Haeruddin suaminya sudah lama menganggur, sekira lima tahun tidak menghidupi keluarga.

Tiara juga ikut membantu cari uang. Kadang menjual kue ibunya dan jadi tukang parkir. "Anakku Tiara mulai bekerja cari uang sejak duduk di bangku kelas II SD tapi tidak diketahui bapaknya karena kalau tahu pasti dia dipukul. Saya saja sering dipukulnya tanpa alasan yang jelas. Asalkan marah pasti memukul," tutur Ani.

Ani mengaku, Tiara kerap menolongnya dengan memberi uang kalau Rudi Haeruddin itu mulai mengamuk karena tidak diberi uang. "Tiara yang kasih bapaknya. Kadang sampai Rp 150 ribu tapi dia bilang uang dari saya supaya tidak tahu kalau Tiara anakku juga ini ikut kerja," kata Ani seraya menambahkan, kalau Tiara kasih uang, dirinya tidak jadi lagi dipukul oleh Rudi Haeruddin.