Soal ruang terbuka hijau, Bekasi kagumi Surabaya
Merdeka.com - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi mengungkapkan hingga saat ini ruang terbuka hijau (RTH) yang dimiliki kabupaten tersebut sebesar 16 persen atau masih dibawah yang ditetapkan undang-undang seluas 30 persen dari luas wilayah.
Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi Slamet Supriadi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/11), mengatakan dalam UU No. 26 Tahun 2001 tentang Tata Ruang mengharuskan ruang terbuka hijau mencapai 30 persen yang disediakan pemerintah dan 10 persen dikembangkan oleh swasta.
"Namun di Kabupaten Bekasi saat ini masih 16 persen ruang terbuka hijau yang tersedia, sehingga kami punya pekerjaan rumah untuk mencapai target yang 14 persen sisanya," katanya di sela kegiatan Festival Hijau Kabupaten Bekasi 2013.
Festival Hijau yang digelar di salah satu komplek perumahan di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, tersebut dimaksudkan untuk memperingati "Hari Pohon Dunia" yang jatuh pada 21 November.
Sementara itu, tambahnya, ruang terbuka hijau yang dikembangkan pihak swasta di Kabupaten Bekasi hingga saat ini juga masih kurang dari 10 persen yang ditetapkan.
Slamet menyatakan, sejumlah kendala dihadapi pemerintah daerah untuk mengembangkan ruang terbuka hijau antara lain kesulitan dalam pencarian lokasi yang dapat dimanfaatkan untuk RTH.
Selain itu, lanjutnya, alokasi anggaran untuk pengembangan ruang terbuka hijau di Kabupaten Bekasi juga masih sangat rendah.
"Karena RTH ini juga merupakan program pemerintah pusat maka alangkah baiknya jika pemerintah pusat maupun provinsi juga turut berperan dalam menyediakan anggaran," katanya dikutip antara.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga mengimbau kalangan swasta meningkatkan peran dalam pengembangan ruang terbuka hijau di wilayahnya melalui kegiatan sosial perusahaan (CSR).
"Kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bekasi saat ini sangat pesat, meskipun membawa dampak positif bagi perekonomian namun di sisi lain memunculkan kekuatiran terhadap degradasi lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu diimbangi dengan pengembangan ruang terbuka hijau yang lebih luas," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi itu mengungkapkan apresiasi terhadap Kota Surabaya yang berhasil mengembangkan ruang terbuka hijau.
"Surabaya ternyata bisa terlihat lebih asri dari Bandung. Ini berkat kesadaran masyarakat, partisipasi pengembang serta komitmen pemerintah daerah dari Gubernur hingga kelurahan dan ini perlu dicontoh," katanya.
Sementara itu Ketua Forum Bekasi Hijau Syarif Jufri mengatakan, pengembangan ruang terbuka hijau perlu kerja sama antara pemerintah maupun pemerintah daerah, swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun warga.
Menurut dia, di Kabupaten Bekasi terdapat kurang lebih 3.500 perusahaan, jika mereka menyediakan anggaran sekitar Rp1 juta per perusahaan melalui kegiatan CSR untuk pengembangan ruang terbuka hijau pasti hal itu sangat membantu.
Dia mengharapkan, kegiatan Festival Hijau itu tidak hanya berlangsung satu kali namun bisa berkesinambungan setiap tahun.
"Kegiatan ini sangat baik karena bertujuan menggugah dan membangun kepedulian masyarakat khususnya Siswa Sekolah untuk peduli terhadap lingkungan, memaksimalkan resapan air ke dalam tanah sehingga menambah air tanah dan mengendalikan Pencemaran Lingkungan dengan Pengolahan Sampah skala Rumah Tangga," katanya.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena RSUD Kumpulan Pane menjadi tempat tujuan berobat masyarakat di kabupaten/kota sekitar Kota Tebing Tinggi.
Baca SelengkapnyaGempa bumi tersebut merusak rumah maupun gedung fasilitas publik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terdapat sejumlah tahapan pembangunan rumah Siwaluh Jabu yang dibantu dukun.
Baca SelengkapnyaDulu dipandang sebelah mata, pemuda berusia 26 tahun ini buktikan kesuksesan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 500 keluarga menjadi korban banjir di Bekasi
Baca SelengkapnyaUpaya penanggulangan banjir juga telah dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak terkait.
Baca SelengkapnyaPeradaban Tionghoa di Banyumas yang tertua berada di daerah Sokaraja
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca Selengkapnya