Merdeka.com - Di hadapan para perwira TNI di Mabes TNI Cilangkap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui kekuatan persenjataan Indonesia masih di bawah standar. SBY berencana akan memberikan anggaran lebih besar untuk pembelian alutsista yang lebih mutakhir.

"Kita bahas anggaran pertahanan, insya Allah tahun depan, 77 (triliun) koma sekian, ini peningkatan signifikan. Oleh karena itu saya pesan agar kelola anggaran dengan baik, rencanakan dengan baik," kata SBY, Kamis (9/8).

Pada 2004, Indonesia mempunyai anggaran pertahanan Rp 21,7 triliun. Pada 2009 anggaran itu meningkat lagi mencapai Rp 33,67 triliun. Kini di tahun 2012, anggaran pertahanan sudah Rp 72,54 triliun.

SBY pun memerintahkan agar Menhan dan Menkeu agar membicarakan ini dan secara bersama mengajukan dana ke DPR. Dia pun yakin pada lima sampai sepuluh tahun mendatang Indonesia bakal menjadi macan Asia di bidang pertahanan. "Lima sampai sepuluh tahu lagi Indonesia jadi macan Asia," ujarnya.

Presiden mengeluarkan pendapat seperti itu bukan tanpa alasan, dia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat. Karena itu, anggaran pertahanan pun terus ditingkatkan. Agar Indonesia bisa mencapai minimum essential force.

Namun dirinya mengimbau kepada semua pihak jangan jadikan pembelian ini isu untuk mengancam masyarakat Indonesia dan dapat melanggar HAM. "Di negara manapun, selalu ada pro kontra (soal pembelian alutsista) yang penting konsep kami jelas, posisi kami jelas, rencana kami jelas," ungkapnya.

"Jangan menguliahi Indonesia tentang Hak Asasi Manusia. Era Penjajahan itulah Pelanggaran HAM terbesar," tegas Presiden.