Merdeka.com - Keadaan Yogyakarta, ibu kota republik, kala itu serba tak menentu. Pengasingan Presiden Soekarno oleh Belanda pada 1948-1949 berimbas pada nasib anak keduanya, Megawati Soekarnoputri yang lahir di kota Yogyakarta.

Saat Serangan Umum 1 Maret 1949, Megawati baru berumur dua tahun. Fatmawati yang khawatir keselamatan anaknya terancam, akhirnya menitipkan Mega di sebuah rumah di bantaran Kali Code. Tak jauh dari pusat Kota Yogyakarta.

Adalah Bu Sugimin yang dipercaya keluarga Soekarno untuk merawat Megawati kecil. Di Kampung Bintaran, Kelurahan Wirogunan, Yogyakarta, itulah Megawati diasuh oleh seorang yang bukan orang tuanya.

Dalam kampanye Pilpres di Yogyakarta tahun 2009 lalu, Megawati sempat menyambangi Bu Sugimin yang kala itu berumur 84 tahun. Air mata Bu Sugimin pun meleleh. Peluk dan cium menjadi bukti adanya suatu ikatan batin yang belum lekang sejak puluhan tahun lalu yang mencekam itu.

Mencekam karena deru mesiu saat itu bisa melukai siapa saja, anak presiden sekali pun. Namun, Megawati segera kembali ke Istana setelah Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dan perjanjian Roem-Roijen akhirnya membuat Belanda mengembalikan Soekarno-Hatta ke Yogyakarta.