SMRC: 16 Persen Masyarakat Menginginkan Ajaran Islam Mengatur Pemerintahan
Merdeka.com - Tren kecenderungan masyarakat Indonesia agar ajaran Islam mengatur pemerintahan dan negara mengalami penurunan. Hal itu terungkap dalam survei terbaru dilakukan lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
Hasil survei SMRC menyebutkan, sebesar 16 persen masyarakat Indonesia menginginkan ajaran Islam mengatur pemerintahan di Tanah Air. "Sementara yang setuju pada pandangan bahwa negara dan pemerintahan dijalankan hanya menurut ajaran agama Islam itu 16 persen, ada 7 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu," kata Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad dalam rilis survei SMRC, Jumat (1/10).
Saidiman mengatakan, sisanya sebanyak 77 persen mengaku lebih memilih negara dan pemerintahan tak boleh dijalankan hanya menurut ajaran agama Islam. Melainkan mestinya dijalankan menurut kesamaan ajaran di antara pelbagai agama.
Tren mereka yang menginginkan aturan Islam diterapkan dalam pemerintahan, kata Saidiman, mengalami kenaikan jika dibandingkan pada hasil survei Oktober 2020 yang berada di angka 11 persen.
Namun jika ditarik dari Juli 2014, maka angkanya cenderung menurun. Di mana kala itu terdapat 26 persen masyarakat Indonesia yang menghendaki penerapan aturan Islam dalam pemerintahan.
"Kalau kita lihat dari tiga tahun terakhir, kita melihat bahwa komitmen warga pada negara dan pemerintahan yang dijalankan berdasarkan Pancasila, bukan berdasarkan ajaran Islam itu cukup tinggi dan stabil dalam tiga tahun terakhir. Bahkan menguat dalam tujuh tahun terakhir," kata Saidiman.
Pada Juli 2014, baru ada 57 persen masyarakat yang tak menghendaki aturan Islam mengatur pemerintahan. Namun kini angkanya sudah mencapai lebih dari 70 persen.
Survei SMRC dilakukan pada 15-21 September 2021. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden dengan response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 981 atau 80 persen.
Sebanyak 981 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Saidiman mengaku bahwa quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI
Mahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaCurhat Eks Napiter Kembali ke Pangkuan NKRI Sumpah Setia pada Pancasila
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi adalah Perlakuan Berbeda yang Merugikan Golongan Tertentu, Ini Penyebab dan Dampaknya
Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaPerbedaan Pilihan Jangan Timbulkan Perpecahan Pasca-Pemilu, Perkuat Kembali Persaudaraan
Perbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaMencicipi Lezatnya Ragit Jalo, Kudapan Andalan Masyarakat Palembang saat Bulan Ramadan
Kudapan favorit masyarakat Palembang ini tak jauh berbeda dengan kue jala khas India. Perbedaannya ada pada kuah kari yang cenderung encer.
Baca SelengkapnyaMakna Demokrasi, Tujuan, dan Prinsipnya, Perlu Diketahui
Dalam sistem demokrasi, rakyat memegang kekuasaan tertinggi.
Baca SelengkapnyaMengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam
Lahir dari keluarga yang taat agama, ia menjadi sosok pengarang yang juga terjun dalam dunia keagamaan.
Baca SelengkapnyaPeneliti SMRC Dorong PDIP, NasDem dan PKB Jadi Oposisi
Dibutuhkan pelembagaan oposisi kritis untuk memulihkan demokrasi yang bermartabat
Baca Selengkapnya