Sistem trayek Metromini sudah sangat kuno
Merdeka.com - Jumlah angkutan umum Metromini dan Kopaja yang beroperasi di Jakarta ternyata mencapai ribuan. Sayang, semua trayek yang beroperasi masih menggunakan sistem kuno.
Kondisi ini tentu menyulitkan pihak regulator dalam hal ini Dinas Perhubungan maupun asosiasi pengasuhan angkutan darat (Organda) untuk melakukan pengawasan. Alhasil Metromini yang tak layak jalan dan sopir yang kerab ugal-ugalan masih banyak ditemui.
"Di era yang sudah modern seperti ini, harusnya sistem trayek di Jakarta itu diperbarui. Tidak seperti sekarang ini, sudah sangat kuno," terang Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, saat berbicang dengan merdeka.com, Kamis (22/3).
Danang menjelaskan, sudah saatnya sistem pengelolaan trayek di Jakarta diwadahi oleh satu badan. Sebab pengelolaan secara pribadi malah membuat pengusaha tidak memperhatikan sistem operasional kendaraannya.
"Dalam sistem angkutan modern, trayek itu ditenderkan. Pemerintah dan operator saling berbagi resiko," tambah pria yang saat sedang mengikuti pemilihan rektor UGM ini.
Dia menambahkan, harusnya sopir-sopir angkutan umum itu tidak boleh lagi menanggung resiko pendapatan. Sebab dengan kondisi yang demikian malah membuat sopir merasa dikejar sesuatu dan akhirnya berusaha memenuhi setoran dengan berlomba-lomba dengan Metromini lainnya.
Kalau sudah ugal-ugalan seperti itu, tentu dampaknya adalah terjadi kecelakaan.
"Sopir tidak boleh menanggung resiko pendapatan karena mereka mempunyai beban keselamatan penumpang," ujarnya.
Danang pun menyarankan apabila pemerintah ingin memperbaiki semuanya agar angkutan umum tidak rawan kecelakaan maka harus direformasi seperti Transjakarta yang memiliki manajemen.
"Kalau mau baik, ya direform seperti Transjakarta" imbuhnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat Ditolak Sopir KWK, Transjakarta Rute 10M Beroperasi Kembali Akhir Maret 2024
Joseph bilang Transjakarta rute 10M tersebut menggantikan Metro Mini T41 yang setop beroperasi usai pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari
Pemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu
Baca SelengkapnyaTerkuak, Ini Alasan Tidak ada Sabuk Pengaman Penumpang di Kereta Api
Masyarakat menyoroti tidak tersedia sabuk pengaman (seat belt) penumpang di angkutan kereta api pasca tabrakan kereta api Turangga di Bandung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengapa Jumlah Pendatang di DKI Jakarta Turun Padahal Transportasi Publik Sudah Bagus, Begini Analisisnya
Kepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca SelengkapnyaKAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak
Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaSempat Diisukan Renggang, Begini Momen Akrab Jokowi & Menteri Basuki Saat Resmikan Proyek Infrastrukur di Makassar
Saat peresmian, Jokowi menekankan pentingnya sistem pengelolaan air limbah cair.
Baca SelengkapnyaKereta Tabrakan di Bandung, KA Turangga 'Adu Banteng' dengan KA Lokal
Manajer Humas KAI Daop 2 Ayep membenarkan adanya kejadian tersebut yang berawal saat kedua kereta saling bertabrakan pada pukul 06.03 WIB.
Baca SelengkapnyaDiberlakukan Mulai 5 April, Catat Titik dan Jam Penerapan Sistem One Way Saat Mudik Lebaran
Rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way) pada arus mudik diterapkan mulai dari KM 72 Tol Cipali sampai Km 414 jalan tol Semarang-Batang.
Baca Selengkapnya16 Tahanan Polsek Tanah Abang Kabur Lewat Ventilasi, Dua Orang Berhasil Diamankan
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut para tahanan dapat meloloskan diri dengan cara melewati ventilasi ruang sel.
Baca Selengkapnya