Sindiran Irjen Napoleon soal Skenario Jahat di Balik Kematian Brigadir J
Merdeka.com - Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte berkali-kali menyidir kasus kematian Brigadir J di Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo. Terlebih setelah Ferdy Sambo ditetapkan menjadi tersangka.
Napoleon mengapresiasi tindakan polisi yang mau melakukan penyelidikan ulang. Serta mau memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan.
"Dengan pengumuman dia hari lalu itu, membuktikan bahwa tidak semua polisi itu brengsek. Masih ada polisi yang masih punya hati nurani," jelas Irjen Napoleon kepada wartawan.
Terlebih, saat ini Indonesia ingin merayakan hari jadi pada 17 Agustus 2022 mendatang. Napoleon pun sedang jika misteri kasus tewasnya Brigadir J akhirnya terbongkar.
"Saya juga menyampaikan momen kasus ini bisa menjadi momentum awal untuk membongkar skenario dalam peristiwa - peristiwa lain sejak terjadi sebelumnya. Mau 17, merdeka," ucapnya.
Irjen Napoleon juga sempat mengimbau, kepada pihak-pihak yang kerap berkomentar yang seolah berjasa pada kasus ini. Namun Napoleon tidak menyebut siapa pihak yang dimaksud.
"Kepada pihak-pihak lain yang berkomentar seolah-seolah dirinya paling berjasa dalam kasus ini, malu dong," imbuh Napoleon sambil berseringai.
Di satu sisi, Irjen Napoleon turut mengapresiasi kepada semua pihak khususnya aparat kepolisian yang sudah mau membuat kasus yang penuh misteri menjadi terang menderang.
"Saya mengapresiasi keluarga besar (brigadir) Josua dan para penasihat hukum, saya juga mengapresiasi para senior saya dan pakar-pakar yang sesuai bidang, yang sudah memberikan kontribusi. Saya juga apresiasi kepada media dan seluruh netizen yang sudah memberikan seruan dengan keras sehingga membuat Polri mau terbuka," katanya.
Selain itu, Napoleon menilai, rencana penembakan yang menewaskan Brigadir J dibantu oleh banyak pihak.
"Skenario itu tidak dibuat oleh Pak Sambo sendiri. Tetapi ada pihak-pihak lain, penasihat-penasihat yang katanya belum muncul itu," katanya.
Napoleon mengatakan, dengan keras, pihak-pihak yang ikut serta dalam kasus penembakan berencana tersebut harus ditindak. Lantaran juga secara langsung memberikan kabar buruk kepada publik.
"Supaya jangan jadi kebiasaan, jangan jadi kebiasaan kemudian membolak-balikkan fakta. Itu yang terjadi," tegas Napoleon.
Dirinya juga menilai, dengan terbongkarnya kasus penembakan yang sempat menjadi misteri dapat merupakan momentum pada kasus yang sempat menjadi misteri juga. Namun Napoleon tidak merinci kasus apa saja yang dimaksud.
"Ini jadi momentum untuk mengungkap skenario-skenario lain, ya mungkin terjadilah peristiwa-peristiwa sebelumnya yang lain," jelasnya.
"Publik lebih tahu daripada saya," tambahnya.
Lebih lanjut, pada kasus penembakan berencana yang melibatkan 31 kepolisian tersebut, Napoleon mengaku senang lantaran kasus tersebut bisa terbongkar menjelang 17 Agustus nanti.
"Saya juga menyampaikan momen kasus ini bisa menjadi momentum awal untuk membongkar skenario dalam peristiwa - peristiwa lain sejak terjadi sebelumnya. Mau 17, merdeka," tuturnya yang diakhiri dengan teriakan.
Sebelumnya, Napoleon juga komentar saat awal-awal kasus muncul. Menurutnya, setiap senjata api itu melekat kepemilikannya yang tidak boleh dipakai anggota lain.
"Senjata itu, setiap senjata dari pendidikan dibilang, senjata itu adalah istri pertama. Jadi saya bilang sama istri saya, Anda cuma Istri kedua. Maksudnya istri pertama tidak boleh dipakaikan kepada orang lain, tidak boleh," kata Napoleon.
Jenderal bintang dua itu juga menyebut, etik melekatnya senjata kepada setiap personel itu memiliki aturan yang ketat. Pasalnya, setiap senjata yang dipegang personel telah tercatat segala jenis sampai nomor serinya.
"Senjata itu ada merek, ada nomornya, ada namanya tercantum melekat dibawa kemana-mana, kamar mandi pun dibawa. Tidak boleh dititipkan, dipakaikan kepada orang lain yah," tutur dia.
Oleh sebab itu, kata Napoleon, apabila ada terjadi pelanggaran terkait senjata api yang digunakan personel polisi. Hal itu akan menjadi pelanggaran berat yang harus menjadi tanggung jawab anggota
"Jadi senjata itu sangat, kalau itu terjadi itu pelanggaran berat," tegas dia.
Bahkan, Mantan Kadiv Hubinter Mabes Polri itu juga menjelaskan soal tata cara prosedur anggota untuk bisa mendapatkan izin kepemilikan senjata haruslah melalui serangkaian tes yang dijalani.
"Kalau untuk mendapatkannya harus menurut psikologi tidak boleh temperamen. Kemudian dalam kategori tertentu ahlinya ada, kemudian dia harus mahir menggunakannya," jelasnya.
Di samping itu, Napoleon juga menyinggung soal jenis senjata yang juga berpengaruh terhadap pangkat dari setiap personel. Meski aturan itu, kata Napoleon, kembali dibalikan kepada masing-masing pimpinan setiap kesatuan.
"Iya dong (pangkat berpengaruh terhadap jenis senjata). Sebetulnya bukan kewenangan saya untuk menjawab itu, tetapi yang saya tau untuk penggunaan senjata itu semua diatur kebijakannya oleh pimpinan kesatuan dan departemen yang menanganinya contohnya kalau di Mabes itu Baintelkam. Silakan ditanyakan ke Baintelkam," tuturnya.
Napoleon pun enggan menjelaskan lebih lanjut berkaitan dengan kepemilikan senjata Glock-17 Bharada E yang dianggap janggal. Lantaran senjata yang dimiliki Bharada E tidaklah wajar. Karena senpi jenis itu bukan untuk anggota yang berpangkat Bhayangkara Dua (Bharada).
"Ada pangkat, tetapi itu bukan kewenangan saya menjawab itu nanti dari Baintelkam yang bisa menentukan kewenangan pangkat apa menggunakan senjata apa. (Terkait kepemilikan Glock-17) Bukan hak saya untuk menjawab karena tadi saya bilang itu tergantung kebijakan pimpinannya," ucap Napoleon.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu
Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.
Baca SelengkapnyaPotret Dua Brigjen Eks Perisai Hidup Jokowi Bareng Mayjen TNI Lulusan Terbaik Angkatan Kasad
Potret dua Brigjen eks perisai hidup Jokowi bersama Mayjen TNI lulusan terbaik sukses mencuri perhatian. Simak informasi berikut ini.
Baca SelengkapnyaKini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan
Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istana Buka Suara Soal 4 Menteri Jokowi Dipanggil MK Bersaksi Soal Sengketa Pilpres
Sebagai informasi, empat menteri tersebut akan dipanggil MK pada hari Jumat 5 April 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara Hilirisasi: Indonesia jadi Negara Maju dalam 3 Periode Kepemimpinan ke Depan
Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia dapat menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau
Kadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Dua Klaim Kriminalitas di Jakarta Turun Jelang Pencoblosan: Mereka Mau Nyoblos Dulu Kali
Seperti diketahui besok merupakan hari pemungutan suara secara serentak di seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaMemasuki Tahun Naga Kayu di Imlek 2024, Ini Cara Menghadapi Ramalan Nasib Buruk
Tahun Naga Kayu menempatkan shio Naga, Anjing, Kelinci, dan Kerbau dalam potensi konflik dengan tai sui, yang bisa mengakibatkan nasib buruk.
Baca Selengkapnya